KENANGAN KE NEGERI INDIA

PERJALANAN KE INDIA: ART MISSION AND
INTERFAITH DIALOGUE TO INDIA


Pada hari minggu tanggal 12 Oktober 2014 rombongan Art Mission and Interfaith Dialogue to India STAHN Gde Pudja Mataram bersiap-siap untuk berangkat ke India. Pagi-pagi pukul 06.00 rombongan sudah diwajibkan hadir di kampus untuk mempersiapkan berbagai keperluan yang akan dibawa dalam misi ini. Saya yang juga terlibat di dalam tim sudah tiba di kampus tepat pukul 06.00 dan langsung menuju pura Saraswati untuk mohon bimbingan serta tuntunan kepada Sanghyang Aji Saraswati demi kelancaran tugas yang akan dijalankan. Selesai sembahyang, seluruh rombongan mempersiapkan gong, serta pakaian tari untuk diangkut menuju Bandara Internasional Lombok (BIL), selesainya kru yang akan berangkat dari Lombok (berjumlah 41 orang, karena Pak Ardhi Wirawan berangkat dari Bali) melakukan dokumentasi dengan foto bersama. Selanjutnya seluruh barang bawaan pribadi yang berada dalam koper dinaikkan ke bus Damri yang sudah standby dari pukul 06.00 pula. Tak lebih dari pukul 07.00 akhirnya rombongan berangkat menuju BIL dengan jarak tempuh sekitar 45 menit.
Perjalanan dilalui dengan suka cita, dan akhirnya rombongan tiba di BIL. Disana seluruh kru mengeluarkan barang-barang, termasuk mengankut packing gong dan pakaian tari dengan troli. Selanjutnya setelah perlengkapan siap, rombongan yang sudah dibagikan tiket segera masuk ke dalam bandara untuk melakukan check in. Pada saat check in ada masalah kecil yang dialami kru, yakni penerbangan ke Bali tidak menggunakan peswat Lion Air, melainkan Wings Air pesawat yang ukurannya jauh lebh kecil, alhasil gong dan aksesoris lain tidak bisa diangkut semuanya sekalian ke Bali karena melebihi daya tampung. Pimpinan kru akhirnya bernegosiasi dengan pihak bandara, dan ditemukan solusi bahwa perlengkapan akan diangkut dengan pesawat penerbangan ke Bali yang lain. Lama di dalam bandara, akhirnya sekitar pukul 09.30 seluruh rombongan sudah naik pesawat, dan lepas landas sekitar pukul 09.45. perjalanan ke Bali sangat singkat, yakni hanya 30 menit dan seluruh kru tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai. Di Ngurah Rai, rombongan menunggu penerbangan selanjutnya cukup lama, hingga seluruh kru makan siang di dalam Bandara, dengan hidangan nasi kotakan. Sekitar pukul 13.00 rombongan melakukan check in penerbangan ke Thailand, dan disini pertama kali pengalaman saya ke luar negeri akan dimulai. Pemeriksaan ketat dilakukan petugas kepada kami semua, dan syukurnya seluruh rombongan lolos pemeriksaan. Maunya melakukan check in, tetapi ternyata perlengkapan seperti gong belum tiba di Bali (diangkut belakangan dengan pesawat lain) rombongan akhirnya menunggu di dalam bandara, yang mana tidak ada tempat duduk kami semua terpaksa duduk di bawah sambil menahan rasa kantuk. Sekitar pukul 14.00 akhirnya perlengkapan sudah tiba dan kami melakukan check in untuk menuju thailand. Akhirnya pukul 15.00 rombongan lepas landas menuju thailand untuk transit sebelum ke India dengan menggunakan Thai Air.
Sungguh berbeda dengan Wings air yang berukuran kecil, pesawat Thai Air berukuran besar, dan walaupun kami ada di kelas ekonomi pelayanan sangat memuaskan. Kami memproleh makan serta minum dalam pesawat, serta setiap penumpang memproleh selimut untu menjaga kehangatan badan belum lagi ditambah dengan sambutan hangat para awak pesawat. Tersedianya layar TV di setiap kursi penumpang juga membuat kenyamanan penumpang bertambah, sehingga tidak terasa 4 jam penerbangan dari Bali ke Thailand sudah berlalu. Rombongan tiba di Swarnabumi Internasional Ariport Thailand. Karena kebanyakan dari rombongan baru pertama kali ke luar negeri, kamera selalu menjadi teman setia untuk melakukan sesi foto disana sini untuk kenanangan. Dan dari dalam Bandara juga terlihat gemerlapan kota Thailand di malam hari. Di sana rombongan menunggu cukup lama sebelum beragkat ke India yakni sekitar 4 jam, dan kemudian sekitar pukul 23.30 waktu setempat rombongan naik ke pesawat dan kami melanjutkan perjalanan ke India. Pesawat yang digunakan sama dengan yang tadi, sehingga tanpa terasa juga 4 jam berlalu dan kami sampai di Indira Gandhi Internasional Airport. Kebahagiaan menyelimuti wajah seluruh rombongan, karena bisa berada di bumi India. Setelahnya rombongan mengurus administrasi berada di India, kemudian mengambil masing-masing barang. Pihak travel disana sudah menunggu kami untuk perjalanan menuju hotel, akhirnya pukul 03.00 waktu setempat kami berangkat menuju Park Plaza Hotel tempat kami menginap.
Di dalam perjalanan menuju hotel kami bisa menyaksikan bagaimana kondisi India di malam hari, dan ternyata walaupun malam, India tetap ramai, banyak warga yang tetap mengais rezeki di malam hari. 1 jam berlalu, kami tiba di hotel Park Plaza yang terletah di Delhi. Kami langsung check in di hotel dan pembagian kamar, dan saya sendiri sekamar dengan kakak tingkat, yaitu Yoga Pramana. Bersama kak Yoga sayapun kemudian menuju kamar hotel yaitu di kamar 519. Tiba di kamar, karena kecapekan kami berdua langsung tepar karena kecapekan. Pukul 08.00 waktu setempat tanggal 13 Oktober 2014 kami sudah sarapan di hotel. Kelihatan makanan yang disajikan sangat enak, tetapi setelah saya cicipi lidah ini tidak bisa merasakan. Rasanya sulit masuk ke dalam perut makanan yang kami konsumsi disana. Untuk mengisi perut terpaksa saya hanya kenyang dengan buah yang disediakan tanpa peduli makanan yang lain. Selesai sarapan pada hari pertama kami melaksanakan perjalanan ke beberapa tempat sebut saja India Gate, yang konon didirikan pada zaman penajajhan Inggris di India dan bangunan ini menjadi benteng kekuatan. Kemudian Guide mengajak kami untuk melihat dari luar gedung Parlemen dan Gedung Presiden India. Kemudian selsainya kami makan siang di sebuah restoran China. Makan siang baru lumayan mirip dengan masakan Indonesia walaupun rasanya sedikit aneh, namun karena lapar makanan bisa saya lahap. Selesai makan siang rombongan berkunjung ke KBRI dan disana ada perbincangan antara pejabat dengan pihak sana. Selesai dari KBRI, rombongan menuju Indhira Ghandi Center of Art tempat tim art mission akan tampil pada tanggal 14 Oktober. Setelah melakukan perbincangan yang cukup lama dengan pihak Center, rombonganpun beranjak menuju pasar seni di Delhi untuk melepas kepenatan dan mencari barang-barang khas India untuk dijadikan oleh-oleh. Sekitar 1,5 jam rombongan berada disana akhirnya kembali melanjutkan perjalanan menuju restoran untuk makan malam. Masih dengan Chinesse food, rombongan pun melahap makan malam yang disajikan, disana pula kami dibagkan kaos kenang-kenangan dari pihak LPTI travel yang menemani kami selama di India.
Selesai makan malam kami kembali ke hotel, seharian mengelilingi Delhi terasa cukup melelahkan, kesan juga bisa dilihat bahwa India bukanlah negara yang bersih, lingkungan kumuh dimana-mana, kemiskinan disana-sini, dan kehidupan disana sangat keras. Saya jadi berpikir kalau saya sekolah disana kuat apa tidak. Sungguh memprihatinkan kondisi sejumlah saudara kita yang ada disana. Saya teringat juga ketika ada di pasar seni, ada kakek-kakek yang sangat kurus meminta-minta saya sungguh kasihan dengan kakek itu, ingin saya memberi uang tapi, saya teringat dengan nasehat pihak travel jangan memberikan sedekah karena bisa direbut nanti oleh para pengemis disana. Akhirnya niat saya urungkan, namun sampai sekarang sudah di Indonesia saya masih menyesali kenapa saya tidak memberikan saja uang ke kakek itu. Apapun itu sudah berlalu, kembali pada aktivitas malam di hotel, badan yang lelah juga penuh dengan keringat akhirnya saya mandi, setelahnya tertidur dalam hitungan sekejap setelah merebahkan tubuh.
Keesokan harinya kembali kami sarapan di hotel, menu makanan tidak jauh berbeda, tetapi apa boleh buat, daripada lapar saya makan saja makanan yang bisa diterima perut, dan setelah sarapan kami langsung check out dari hotel untuk kemudan menuju Indhira Ghandi Center tempat pementasan. Pukul 08.00 kami sudah bernagkat dana sampai di lokasi skitar pukul 09.30. sesampainya disana, seluruh rombongan menurunkan perlengkapan untuk pementasan, kemudian membuka packing barang-barang untuk selanjutnya ditata. Setelah selesai menata peralatan tabuh, jadwal makan siang tiba, setelahnya seluruh kru bersiap-siap untuk melakukan pemnetasan pada pukul 16.00 waktu setempat. Para penari berhias, penabuh juga berganti kostum hingga pada jadwal yang telah ditetapkan semua sudah siap untuk melakukan pementasan seni. Acarapun dimulai, antusiame penonton juga luar biasa, gedung tempat pementasan terisi penuh dan sebagian besar mengabadikan pementasan yang dilakukan kru. Perlu juga saya sampaiakan bahwa ketika sebagian besar dari rombongan mempersiapkan pementasan, beberapa perwakila STAHN Gde Pudja Mataram ada melakukan pembicaraan terkait MOU yang dilakukan. Kembali pada pementasan, akhirnya selesai kurang lebih dalam durasi 1,5 jam selesainya diadakan sesi foto dan para penonton berebutan untuk foto bersama. Selesai semua kegiatan seluruh kru kembali disibukkan dengan melakukan packing barang kembali, sesudah selesai sekitar pukul 19.00 waktu setempat rombongan berangkat menuju kota yang lumayan jauh yakni Haridwar yang ditempuh 7 jam perjalanan dengan bus, sementara perlengkapan yang di packing tadi dititip di Indhira Gandhi Center.
Akhirnya pukul 02.00 pada tanggal 15 Oktober rombongan tiba di hotel di kota Haridwar, kami melakukan check in, dan kembali saya sekamar dengan Kak Yoga menempat kamar 602. Sesampainya di kamar, layaknya di Park Plaza kami langsung tepar hingga sesuai jadwal keesokan harinya pukul 07.00 kami sudah harus sarapan. Selesainya sarapan kami diajak berkunjung ke Hrisikesh, menggunakan perahu kami menyebrangi sungai gangga. Di Hrisikesh terdapat banyak kuil, sapi juga banyak berkeliaran. Anehnya sapi disana sangat jinak dan saya sempat fotoan sambil mengelus-elus kepala sapi disana. Kuil juga sangat banyak di tempat ini, sehingga kami melakan pemujaan di beberapa kuil. Hrisikesh ini juga terkenal sebagai Yoga Centernya India, sehingga banyak Yogi disana, akan tetapi selama beebrapa jam disana saya tidak melihat dimana ada orang latihan Yoga. Setelah menghabiskan banyak waktu disana kami kembali ke hotel untuk makan siang. Tidak ada istirahat, selesai makan siang kami kembali naik bus untuk menuju tempat persembahyangan Devi Mansha Mandir. Di Mandir bus tidak bisa naik, sehingga pihak travel menyewakan bajaj untuk kami semua, bajaj yang hanya memuat 4 penumpang melaju dengan gesit, saya sampai ketakutan bajaj akan terbalik karena jalan yang dilalui lumayan naik. Akhirnya hkami sampai di Mandir, dan untuk menuju tempat pemujaan rombongan kembali naik kereta gantung. Pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya, saya bisa melihat bagaimana indahnya sungai Gangga dari atas, dan sekitar 5 menit melayang kami sampai pada pintu menuju temple di Mandir. Setelah masuk kami masing-masing diberikan daksina ala India oleh pihak travel dan setiap orang diberikan pecahan 10 rupee sejumlah 10 lembar untuk didonasikan.
Rombonngan masuk menuju temple, tidak seperti yang dibayangkan ternyata ada banyak sekali temple disana, dan kami melakukan pemujaan secara bergantian di semua temple, ada temple ganesha, wisnu, siwa, saraswati dan lainnya, sejenak kami bagaikan orang india walaupun dari segi pakaian kami paling aneh karena memakai pakaian adat Bali. Selesai melakukak pemujaan di semua temple, seluruh rombongan kembali berkumpul dan turun  lagi menggunakan jembatan gantung untuk selanjutnya melakukan Aarti Puja di tepi sungai Gangga. Menuju lokasi Aarti puja kami berjalan lumayan jauh dengan melewati para dagang-dagang yang menjual barang khas India, ingin kami berbelanja tetap guide selalu bilang “Remember, no shoping okay!” begitu berulang-ulang sehingga tidak ada yang berani dari rombongan untuk berbelanja takut tertinggal. Akhirnya kami tiba di tepi sungai Gangga, dan menyaksikan betapa meriahnya Aarti Puja yang dihadiri oleh Ribuan umat disana. Sungguh pemandangan religius yang sulit akan saya temukan kembali, olehnya kembali kamera menemani untuk kenang-kenangan.
Selesai menyaksikan masyarakat Hindu India melakukan Aarti Puja, giliran rombongan yang melakukan puja dengan tradisi Hindu kita yang mana di pandu oleh bapak Mangku Murba. Sebelum sembahyang seluruh kru diberikan sekar (bunga dalam wadah dan berisi sentir) oleh pihak travel kemudian ritual dimulai. Ketika rombongan melakukan pemujaan, malahan rombongan yang menjadi pusat perhatian, semua orang yang lewat memperhatikan kami, mungkin karena prosesi yang berbeda. Selesai sembahyang akhirnya kesempatan untuk mandi (atau Melukat) di sungai Gangga tiba. Tanpa menunggu waktu lama saya segera berganti kain dan menyentuhkan diri pada sucinya air Gangga, kemudian nunas tirta untuk sanak saudara yang di rumah. Selesai melukat, seluruh rombongan berkumpul, dan ternyata pihak sudah menyiapkan juga 1 jerigen tirta untuk setiap orang, kemudian kami kembali ke bus  dengan rute yang jauh lebih pendek dari rute semula. Sekitar 30 menit perjalanan menuju hotel, sampai di hotel kami makan malam kemudia istirahat karena esoknya akan balik ke Delhi sebelum kemudian pulang ke tanah air.
Untuk kedua kalinya kami menikmati suasana pagi di kota Haridwar, dan itu adalah detik-detik sebelum kami bernjak kembali ke Delhi. Diawali dengan sarapan, yang mana lidah sudah mulai bisa menerima kemudian seluruh kru check out dari hotel, kemudia pada pukul 08.00 kami sudah beranjak menuju Delhi. Perjalanan 7 jam kambali kami lalui sambil menikmati suasana India, melihat aktivitas penduduk India dan melihat bangunan-bangunan di India. Tidak terasa, pukul 15.00 kami akhirnya tiba di Delhi dan langsung menuju sebuah restoran untuk makan siang kemudian ke Indira Gandhi Center untuk mengambil barang yang dititipkan, setelah itu rombongan meminta untuk diajak ke Pasar seni yang dikunjungi di hari pertama kepada guide untuk membeli oleh-oleh. Inginnya ke pasar agar dapat harga barang lebih murah, ternyata guide mengajak kami ke sebuah artshop yang harga barangnay jauh melambung. Rombongan tidak terima dan minta ke pasar seni. Alih-alih ke pasar seni, dengan kendala waktu diputuskan untuk makan malam. Kekecewaan menyelimuti beberapa dari kami karena uang rupee masih, tetapi belum membeli oleh-oleh. Rombongan akhirnya setuju makan malam di sebuah Chinesse Restorant kembali, dan lidah yang udah mulai terbiasa melahap semua makanan yang disajikan, dan moment makan malam ini ternyata makan kami yang terakhir di India untuk Art Mission ini.
Selepas makan malam rombongan menuju Indira Gandhi Internasional Airport untuk bersiap-siap pulang ke tanah air. Sesampainya disana rombongan melakukan check in, dan akhirnya lepas landas menuju thailand dengan Thailand Air lagi pada pukul 24.00 waktu setempat. Tidak terasa 4 jam perjalanan menuju Thailand, akhirnya kami kembali tiba di Swarnabhumi Internasional Airport pada pukul 05.30 waktu Thailand, dan kami dapat sedikit menikmati suasana Thailand di pagi hari. Lama menunggu di dalam bandara, saya memuaskan diri untuk berkeliling sambila melakukan berbagai dokumentasi apa yang dilihat berkesan, akhirnya pada pukul 09.00 waktu setempat kami sudah naik ke pesawat lagi dan siap menuju Bali dalam waktu 4 jam mengudara. 4 jam berlalu, India tinggal kenangan dan kami tiba di Bandara Ngurah Rai, disana kembali kami melakukan administrasi bahwa sudah kembali ke tanah air. Kami tiba di Bali pada tanggal 17 Oktober 2014, akan tetapi tidak langsung balik ke Lombok dikarenakan tidak ada lagi penerbangan menuju Lombok pada hari itu. Keluar dari bandara, rombongan di ajak melewati jembatan di atas laut yang ada di Bali, dan kemudia menuju sebuah restoran di Renon. Setelah melihat bagaimana India, kembali melihat Bali rasanya Bali itu sangat bagus, dan ketika makan pula semua rombongan pada lahap menikmati makanan ala lidah Indonesia kembali. Setelah selesai makan, rombongan bermalam di Puri Nusa Indah Hotel yang ada di jalan Nusa Indah Denpasar. Namun saya tidak ikut bermalam di hotel, saya memilih pulang kampung semalam menuju Gianyar untuk bertemu keluarga, saya tiba di rumah pukul 21.00, sempat melepas rindu hanya sekejap sebelum tidur setidaknya cukup mengobati kangen melihat keluarga. Sesuai dengan anjuran ketua rombongan jam setengah 7 harus sudah tiba di Denpasar, saya berangkat kembali dari rumah pukul 05.30 untuk menuju Denpasar. Akhirnya sesuai jadwal molor sedikit, saya sudah bisa berkumpul dengan rombongan kembali di denpasar.

Pukul 07.30 rombongan minus pak Ardhi, Pak Agung, Bu Desi, dan Pak Wirata bernagkat menuju Bandara Ngurah Rai untuk kembali ke Lombok. Di Ngurah Rai sudah ada bapak Sulastra dan bapak Made Jaya yang menunggu kemudian seluruh rombongan melakukan check in, setelah check in kami menunggu keberangkatan pada pukul 11.00 dengan menggunakan Wings Air lagi. Dan gong yang tidak bisa masuk semuanya di pesawat kali ini menggunakan jalur laut kembali ke Lombok. Pada pukul 11.30 akhirnya seluruh rombongan sudah tiba di BIL, dan kemudian dengan menggunakan bus Damri kami menuju Kampus STAHN Gde Pudja Mataram kembali. Kurang lebih pukul 12.30 kami sudah tiba di Mataram, dan setelah mengambil barang masing-masing kami kembali ke tempat tinggal masing-masing, dan berhubung saya tinggal di asrama, yan sudah nyampai tempat tinggal. Itulah pengalaman yang saya alami selama mengikut Art Mission to India, dan ini merupakan satu dari sekian pengalaman besar yang saya alami, terima kasih STAHN Gde Pudja Mataram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar