Sapta rsi adalah tujuh Rsi. Sapta
artinya tujuh dan rsi artinva Pendeta. Sapta rsi ini termasuk golongan Wipra yang dianggap sebagai
Nabi pènerima Wahyu yang pertama didalam Weda (Rg. Weda). Istilah rsi tidak
sama artinya dengan Pendeta, walaupun kadang-kadang diartikan demikian seperti
terdapat dibeberapa daerah. Seorang rsi mempunyai sifat-sifat tertentu dan
jabatan tertentu. Ia adalah pendeta dan juga adalah sastrawan. Ia adalah Nabi.
Jadi sukarlah untuk mengatakan kedudukan Rsi yang sebenarnya, sedangkan dewasa
ini Rsi adalah pendeta. Oleh karena itu untuk membedakan arti kata Rsi sekarang
dengan Rsi jaman dahulu biasanya digunakan istilah Maha Rsi, yang artinya Rsi
yang agung dan utama melebihi Rsi-rsi yang lainnya.
Dalam hubungan ini Ia adalah Nabi
dan ialah yang menerima Wahyu. Tujuh Rsi ini merupakan Rsi-rsi yang paling
banyak disebutkan namanya. baik sebagai Nabi maupun Sastrawan. Ketujuh itu
merupakan kelompok-kelompok keluarga. Daripadanyalah semua sloka-sloka yang
terdapat di dalam weda ini dianggap sebagai sumbernya sebab dialah yang
menerima pertama kali melalui Dewa Brahma sebagai Malaikat yang menyampaikan
sloka itu. Adapun ketujuh keluarga Maha Rsi itu adalah: 1) Grtsamada; 2)
Wiswamitra; 3) Wamadewa; 4) Atri; 5) Bharadwaja; 6) Wasistha; 7) Kanwa. Untuk
mengetahui kedudukan serta peranan dan ketujuh Maha Rsi itu dalam rangkaian
turunnya Wahyu itu, berikut ini akan kami uraikan masing-masing dan mereka
sebagai berikut :
1. GRTSAMADA
Maha Rsi Grtsamada adalah maha Rsi
yang dihubungkan turunnya sloka-sloka Weda, Rg. Weda, terutama mandala II.
Hanya sayangnya sejarah kehidupan Maha Rsi Grtsamada tidak banyak diketahui.
Dari beberapa cukilan kita ketahui bahwa beliau adalah keturunan dari Sunahotra
dari keluarga Angira. Anehnya didalam catatan lainnya kita jumpai bahwa
Grtsamada lahir dari keluarga Bhrgu sehingga dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa nama Grtsamada sejarahnya tidak dapat diketahui dengan pasti.
Beliau dikatakan putra Senaka, salah seorang Maha Rsi terkenal pula pada zaman
itu. Bahkan didalam kitab Mahabharata terdapat cerita yang menyebutkan
bagaimana Maha Rsi Senaka merupakan Maha Rsi terhormat dalam sejarah Hindu.
Grtsamada adalah keturunan dari Senaka yang terkenal ini.
Adapun Sunahotra dikatakan juga
kelompok keluarga Bharadwaja keluarga mana juga terkenal sebagai Maha Rsi
penerima Wahyu. Dari uraian ini ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa
Grtsamada adalah anggota keluarga yang sama dengan Maha Rsi Bharadwaja yang
kemudian banyak dihubungkan dengan nama-nama Bhagawan Bhrgu. Keluarga Bhrgu ini
adalah keluarga yang namanya banyak disebut-sebut. Dari Grtsamada lahir putra
bernama Kurma. Lebih dari pada itu tentang cerita keluarga ini tidak banyak
diketahui kecuali dikatakan bahwa ada pula terdapat sloka-sloka yang diturunkan
melalui Putra-putra beliau.
2. WISWAMITRA
Wiswamitra adalah Maha Rsi yang
kedua yang banyak disebut-sebut. Dan catatan yang ada diduga beliau menerima
Wahyu yang kemudian dihimpun dalam Weda. Seluruh mandala III diduga berasal
dari keluarga Maha Rsi Wiswamitra. Kitab mandala III ini terdiri atas yang terdiri
atas beberapa pasal. Ada pula yang mengatakan bahwa diantara pasal-pasal itu
diturunkan melalui Kusika putra dan Maha Rsi Isiratha. Cerita lain mengemukakan
bahwa Wiswamitra adalah putra Musika. Karena itu dapat diduga bahwa sloka-sloka
Weda mandala II ini ada yang diturunkan sebelum Wiswamitra yang kemudian oleh
Wiswamitra menggabungkannya dengan sloka-sloka yang diterima olehnya dalam satu
mandala. Hubungan antara ketiga nama ini menunjukkan bahwa antara Isiratha dan
Wiswamitra adalah satu keluarga.
Ada pembuktian lain yang
menunjukkan adanya sloka-sloka yang telah diturunkan melalui Prajapati
sedangkan Prajapati dikatakan putra dan Wiswamitra. Sayangnya seluruh
sloka-sloka keluarga Wiswamitra tidak banyak diketahui. Kalau kita perhatikan
dua sukta terakhir ada petunjuk yang menunjukkan bahwa mantra-mantra itu
diturunkan melalui Maha Rsi Yamadagni, sedangkan hubungan antara Maha Rsi
Yamadagni dengan maha Rsi Wiswamitra tidak banyak diketahui, sehingga sulit
untuk memastikannya. Hal lain yang perlu diketahui tentang Wiswamitra ialah
sehubungan dengan kedudukan Wiswamitra bukan sebagai Brahmana, tetapi sebagài
Kesatria atau golongan penguasa yang kemudian terkenal sebagai Maha Rsi. Dalam
sejarah agama Hindu nama Wiswamitra banyak disebut-sebut.
3. WAMADEWA
Wamadewa dihubungkan dengan
sloka-sloka dalam Mandala IV didalam sloka-sloka Rg. Weda itu. Hanya sayang
riwayat hidup Wamadewa tidak banyak diketahui. Hampir semua mantra-mantra yang
terdapat dimandala IV dikatakan diterima oleh Wamadewa. Hanya dinyatakan salah
satu dari pada mantra yang terpenting yaitu Gayatri tidak terdapat didalam
mandala IV tetapi diletakkan di Mandala III.
Di dalam cerita dikatakan bahwa
Maha Rsi Wamadewa telah mencapai penerangan sempurna sejak masih berada dalam
kandungan ibunya. Diceriterakan bahwa semasih dalam kandungan Wamadewa
berdialog dengan malaekat Indra dan Aditi. Rupanya ceritera tentang dialog ini
dihubungkan dengan kedudukan Wamadewa yang telah dianggap mencapai kesucian,
sehingga Wamadewa dilahirkan tidak melalui saluran biasa. Hanya itulah ceritera
yang kita peroleh tentang Wamadewa sebagai Maha Rsi.
4. ATRI
Maha Rsi Atri banyak dirangkaikan
dengan turunnya sloka-sloka yang dihimpun dalam Mandala V. Tetapi sebagai Maha Rsi,
Atri tidak banyak dikenal. Ada banyak dugaan yang membuktikan bahwa nama Atri
dan keluarganya banyak dirangkaikan dengan turunnya wahyu-wahyu. Nama Atri juga
dihubungkan dengan keluarga Angira. Nama-nama yang banyak disebutkan didalam
Mandala ini adalah, Dharuna, Prabhuwasu, Samwarana, Ghaurawiti. Putra Sakti dan
Samwarana, putra Prájapati. Didalam mandala ini terdapat 87 Sukta. Däri 87 ini
14 sukta diturunkan melalui Atri sedangkan Lainnya diturunkan melalui keluara
Atri Dalam catatan yang ada, anggota keluarga Atri yang dianggap sebagai penerima
Wahyu.
5. BHARADWAJA
Mandala VI tergolong himpunan
sloka-sloka yang diturunkan melalui Maha Rsi Bharadawja. Buku ini memuat 75
sukta. Menurut otensitasnya tampaknya lebih tua dari buku yang ke V, tetapi
dalam urutan ditetapkan sesudah buku ke V. Hampir seluruh isi mandala VI ini
dikatakan kumpulan dari Bharadwaja, hanya sedikit saja yang diduga turun dari
keluarganya, antara lain disebut nama Sahotra dan Sarahotra. Nama-nama lainnya
seperti Nara, Gargarjiswa, yang merupakan keluarga dari Bharadwaja termasuk
pula sebagai penerima wahyu.
Diceriterakan Bharadwaja adalah
putra Brhaspati. Akan tetapi kebenaran tentang cerita ini belum dapat
dipastikan, karena disamping nama Bharadwaja terdapat pula nama Samyu yang
dianggap sebagai putra Brhaspati, sedangkan hubungan antara Samyu dan
Bharadwaja tidak diketahui.
6. WASISTA
Seluruh buku ke VII dianggap
merupakan himpunan yang diturunkan melalui Maha Rsi Wasista, atau keluarganya.
Putra Maha Rsi Wasista bernama Sakti. Dari catatan yang ada seperempat dari
mandala VII diturunkan melalui putranya. Tentang keluarga Wasista tidak banyak
kita kenal. Didalam Mahabharata nama Wasista sama terkenalnya dengan
Wiswamitra. Didalam ceritera itu Maha Rsi Wasista bertempat tinggal di hutan,
“KAMYAKA” ditepi sungai Saraswati.
7. KANWA
Maha Rsi Kanwa merupakan Maha Rsi yang ke 7 yang banyak
disebut-sebut namanya. Maha Rsi ini dianggap penerima wahyu yang dihimpun
kemudian yang merupakan buku yang ke VIII yang isinya macam-macam. Buku ke VIII
ini sebagian besar memuat sloka-sloka yang diturunkan melalui keluarga Kanwa
sedangkan Maha Rsi Kanwa sendiri menerima sebagian kecil saja. Maha Rsi Kanwa
inilah yang ceriteranya hanyak disebut-sebut didalam kisah cintanya Sakuntala,
sebagaimana diceriterakan sastrawan Kalidasa. Disamping nama Kanwa terdapat
pula Bhagawan Kasyapa putra Maha Rsi Marici. Maha Rsi Kanwa sendiri berputra
Praskanwa. Disamping sloka-sloka yang seolah-olah tiap-tiap mandala itu
merupakan kelompok sendiri, yang sulit ditentukan adalah mandala-mandalanya.
Disamping itu masih ada banyak nama-nama yang dihubungkan dengan Mandala VIII
ini seperti Gosukti, Aswasukti, Pustigu, Bhrgu, Manu Waiwasa Nipatithi dsbnya.
8. Nama-nama Maha Rsi lainnya
Mandala satu merupakan kelompok
mini yang memuat sloka-sloka yang turun dari berbagai famili. Boleh dikatakan
didalam mandala satu ini banyak nama-nama keluarga. Mandala ini yang tidak
tergolong keluarga. Maha Rsi itu. Ini tidak berarti bahwa sloka-sloka itu tidak
dikesampingkan, karena bagaimanapun juga sloka-sloka ini adalah Wahyu yang
harus dihimpun dan dipelihara. Maha Rsi Sunahsepa adalah putra angkat dari Maha
Rsi Wiswamitra. Disamping nama-nama itu terdapat pula nama-nama golongan putra
Rahugana dan Nodha dari Gotama. Nama Maha Rsi lainnya Kaksiwan putra dari
Dhirgatama, sedangkan disamping Dhirgatama terkenal pula nama Maha Rsi Agastya,
yang namanya tersebut didalam Mandala I. Keluarga Maha Rsi inilah yang banyak
disebut-sebut namanya di Indonesia. Adapun mandala 9 dan 10 terkenal karena
didalam mandala inilah dasar-dasar kefilsafatan kerohanian yang banyak
diungkapkan terutama bagian mengenai Purusa Sukta, Hiranyagarbha, yang
diceriterakan sebagai sloka yang diturunkan melalui Bhagawan Narayana,
Prajapati dan Hiranyagarbha, putra Prajapati.
Menurut kitab-kitab Purana,
kelompok para Maha Rsi itu banyak. Tiap-tiap masa Manu ada Sapta Rsinya
sehingga jumlahnyapun banyak pula. Di samping pembagian kelompok Maha Rsi
menurut Masa Manu (Manwantara) merekapun dikelompok-kelompokkan lebih jauh ke
dalam beberapa kelompok ahli dengan gelar mereka masing-masing, menurut Puranic
Encyclopedia, 1975, yaitu : 1) Kelompok Brahma rsi (Brahmarsi); 2) Kelompok
Dewa Rsi (Dewarsi); 3) Kelompok Raja Rsi (Rajarsi)
Penelitian lebih jauh nama-nama
kelompok yang dapat kita baca dari berbagai Purana disebutkan nama-nama
kelompok sebagai berikut : 1) Kelompok Brahma Rsi; 2) Kelompok Satya Rsi; 3)
Kelompok Dewa Rsi; 4) Kelompok Sruta Rsi; 5) Kelompok Raja Rsi.
Dari istilah-istilah itu dapat
dipahami bahwa sesungguhnya nama-nama itu bersifat relatif fungsional dan
dihubungkan dengan sifat-sifat khas dari para Rsi, baik sebagai kedudukan,
keahlian atau tugas-tugas yang dijalankan. Seorang Brahma Rsi, menurut
penjelasan di dalam kitab Brahmanda Purana pada hakekatnya bertugas
menyumbangkan, mempelajari dan mengajarkan Weda. Jadi fungsinya sebagai
kedudukan seorang pendeta dengan gelar kersiannya yang fungsinya lebih bersifat
memahami, mengembangkan tafsir dan menulis apa yang ia fahami atau mengerti
dari wahyu (revelasi) yang diterima. Satya Rsi adalah gelar yang diberikan
sebagai Rsi yang memiliki asal-usul langsung dari Yang Maha Esa pada permulaan
Ciptaan. Beliau ini yang semula disebut sebagai bhatara, yang pada hakekatnya
adalah merupakan Maha Rsi pula.
Pada Empat Maha Rsi yang
disebut-sebut pertama dicipta oleh Brahma menurut Brahmanda Purana, yaitu : 1)
Sonaka; 2) Sananda; 3) Sanatana; 4) Sanatkumara. Adapun kelompok Dewa Rsi,
dikenal pula sebagai kelompok-kelompok Prajapati yang diperinci di dalam
Brahmanda Purana terdiri atas sembilan Prajapati, yaitu : 1) Marici; 2) Bhrgu;
3) Angira; 4) Pulastya; 5) Pulaha; 6) Kratu; 7) Daksa; 8) Atri; dan 9)
Wasistha. Dari mereka inilah kemudian timbul kelompok-kelompok Rsi lainnya yang
mempunyai hubungan geneologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar