Pemangku Harus Paham akan Ajaran Panca Yama Brata dan Panca Niyama Brata

       Dalam menjalankan fungsinya sebagai tokoh umat beragama pemangku seyogyanya melakukan pengendalian diri yang disebut dengan beberatan pemangku, yang mana beberatan ini termuat dalam ajaran Panca Yama Brata dan Panca Niyama Brata. Terkait dengan ajaran tersebut, apabila didefinisikan secara etimologi, “Panca” berarti lima, “Yama” berarti pengendalian diri, “Brata” berarti keinginan, “Ni” berarti lanjutan. Oleh karena itu ajaran itu dapat didefinisikan sebagai:
a.       Panca Yama Brata merupakan ajaran tentang lima cara pengendalian keinginan tingkat dasar bagi pemangku. Ada pula definisi lain yang menyebutkan bahwa Panca Yama Brata adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin. Adapun bagian-bagian dari Panca Yama Brata antara lain:
1)      Ahimsa (tidak menyakiti atau membunuh)
Seseorang yang sudah memiliki kedudukan sebagai pemangku diharapkan dan tidak dibenarkan menyakiti terlebih membunuh orang atau makhluk hidup lain tanpa memiliki tujuan yang jelas sesuai dengan sastra. Pembunuhan terhadap binatang dibenarkan apabila digunakan untuk Yadnya (Dewa Puja) yang dipersembahkan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.
2)      Brahmacari (berpikir suci, bersih dan jernih)
Pemangku selayaknya selalu berpikiran positif, suci, dan jernih sehingga akan mampu mencerminkan keadaan pikiran dengan pakaian serba putih yang digunakan. Tidak dibenarkan apabila pemangku selalu berprasangka buruk terhadap orang lain apalagi bersikap dengki, iri terhadap orang lain. Pola pikir, prilaku dan ucapan dari pemangku seyogyanya mencerminkan orang yang sarat akan ajaran Weda sebagai kebenaran tertinggi di dalam Hindu.
3)      Satya (Menjaga kebenaran, kesetiaan dan kejujuran)
Pemangku harus selalu berada di garis terdepan di dalam mempertahankan kebenaran menurut Weda. Kejujuran dan kesetiaan harus selalu menyelimuti diri pemangku sebagai panutan dan teladan bagi umat beragama. Sebagaimana berbicara tentang satya, lebih luas berbicara tentang Panca Satya (lima macam kebenaran dan kesetiaan) yang meliputi Satya Wacana (Setia pada perkataan), Satya Hrdaya (Setia pada kata hati), Satya Laksana (setia pada perbuatan atau prilaku), Satya Semaya (Setia pada janji yang telah dibuat), dan Satya Mitra (Setia dan jujur kepada teman atau sahabat). Memang Ajaran satya di jaman sekarang mengalami sebuah degradasi yang sangat tajam dimana sebagian besar orang-orang susah untuk berpikir, berkata dan berbuat yang jujur dan mereka cenderung tidak satya karena suatu tujuan yang sifatnya keduniawiaan seperti kekuasaan, pendidikan, harta dan popularitas. Namun pemangku semestinya luput dari hal ini untuk mampu menjadi contoh bagi umat yang lain.
4)      Awyawahara (tidak terikat dengan keduniawian)
Pemangku sedapat diharapkan melepaskan diri dari segala bentuk ikatan keduniawian, karena dengan melepaskan diri dari ikatan keduniawianlah pamangku akan mampu memproleh kedamaian dalam pikiran serta menemukan kedamaian. Bagaimana tidak, pemangku tidak akan lagi menemukan rasa iri dalam dirinya, egois, rakus dan lainnya. Pemangku akan mampu fokus pada tugasnya sebagai manggala upacara yang akan memimpin umat. 
5)      Asteya atau Astenya (tidak mencuri)
Pemangku sangat tidak dibenarkan apabila mencuri, tidak memandang apa jenis barang tersebut. Dalam hal ini lebih mengkhusus pada duwe pura yang diamongnya. Walaupun jumlah duwe yang ada melebihi standar kecukupan, pemangku tetap tidak dibenarkan apabila mengambil barang tersebut. pemangku harus menjadi oknum yang menjaga duwe yang ada di pura tersebut sehingga tetap ada dalam kondisi apapun.
b.      Panca Niyama Brata merupakan lima cara pengendalian tahap lanjut setelah menguasai ajaran Panca Yama Brata. Ada pula definisi lain yang menyebutkan bahwa Panca Niyama Brata adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin. Adapun bagian-bagiannya adalah:
1)      Akroda (tidak marah)
Seorang pemangku diharapkan untuk tidak maran dalam kondisi dan situasi apapun. Karena dengan marah, emosi pemangku akan meledak, dan hal ini dapat membuat pikiran menjadi kacau serta tidak fokus. Jika pikiran pemangku sudah tidak fokus, bagaimana pemangku bisa memusatkan diri pada kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa. Disamping itu, pemangku yang menjadi panutan umat akan terlihat sangat tidak bijaksana apabila marah-marah kepada orang lain walaupun orang itu salah.


2)      Guru Susrusa (hormat kepada guru)
Pemangku sebagai tokoh umat tidak hanya dihormati oleh umat, tetapi pemangku sendiri juga harus hormat dan bhakti kepada gurunya. Dalam hal ini guru yang dimaksud adalah catur guru, yaitu guru rupaka (orang tua sendiri, baik ayah maupun ibu), guru pengajian (dalam hal ini bisa saja termasuk guru nabe yang mengajari pemangku tentang aji kepemangkuan dan para guru di sekolah), guru wisesa (pemerintah yang membuat kebijakan) dan tentunya guru Swadhayaya (Ida Sanghyang Widhi Wasa)
3)      Sauca (bersih lahir bathin)
Melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat menurunkan kualitas kebersihan bathin atau kesucian diharapkan dihindari oleh para pemangku. Pemangku hendaknya selalu bersih lahir dan bathin, tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dengan kebenaran, kesetiaan dan kejujuran serta kebijaksanaan selalu menjadi busananya.
4)      Aharalagawa (makan makanan yang sederhana)
Bagian ini mengajarkan kepada pemangku agar tidak bersikap rakus (makan serba besar). Pemangku hendaknya mengonsumsi makanan yang ringan-ringan yang tentunya mampu memberikan kecemerlangan pada pikiran dan memberi kemurnian dalam menjalankan swadharmanya sebagai hamba Tuhan.
5)      Apramadha (tidak mengabaikan kewajiban)
Pemangku hendaknya tidak melalaikan tugasnya sebagai manggala upacara serta panutan umat. Kepentingan umat harus menjadi proritas bagi seorang pemangku, jangan sampai pemangku tidak menjalankan swadharmanya karena kepentingan politik, bisnis atau lainnya yang tidak sejalan dengan swadharmanya.
            Disamping kelima bagian Panca Niyama Brata di atas, dalam ajaran Asthangga Yoga, disebutkan bahwa bagian-bagian dari Panca Niyama Brata sebagai berikut:
1)      Sauca, kebersihan lahir batin. Lambat laun seseorang yang menekuni prinsip ini akan mulai mengesampingkan kontak fisik dengan badan orang lain dan membunuh nafsu yang mengakibatkan kekotoran dari kontak fisik tersebut. Di Bali sebelum menjadi rohaniawan (Sulinggih) mereka harus disucikan dengan upacara, namun dalam prakteknya masih banyak yang mengingkari akan hal tersebut, misalnya seorang sulinggih yang berbisnis banten sedangkan itu sudah merusak kesucian secara lahiriah dari seorang rohaniawan. Dewasa ini banyak orang yang ingin menjadi seorang rohaniawan, ini menunjukkan bahwa ajaran sauca menjadi hal yang begitu diharapkan oleh banyak orang dan tidak terlepas dari keinginan untuk menjadi pelayan Tuhan.
2)      Santosa atau kepuasan. Hal ini dapat membawa praktisi Yoga kedalam kesenangan yang tidak terkatakan. Dikatakan dalam kepuasan terdapat tingkat kesenangan transendental. Kepuasan atau Atmanastuti merupakan hal yang tidak kita pisahkan dalam kehidupan spiritual. Kepuasan lahir dan bathin dalam melayani Tuhan adalah paling utama sehingga tidak menimbulkan rasa beban dan berat dalam melaksanakan pelayanan.
3)      Tapa atau mengekang melalui pantangan tubuh dan pikiran akan menjadi kuat dan terbebas dari noda dalam aspek spiritual. Ajaran ini lebih menekankan aspek pengendalian diri dalam segala bidang. Di jaman sekarang banyak orang berusaha mencari tempat-tempat yang menyediakan ketenangan, keheningan untuk mendapatkan ketenangan akibat kepenatan hidup yang cukup berat.
4)      Svadhyaya atau mempelajari kitab-kitab suci, melakukan japa (pengulangan pengucapan nama-nama suci Tuhan) dan penilaian diri sehingga memudahkan tercapainya  persatuan dengan apa yang dicita-citakannya. Di jaman sekarang orang-orang sudah mulai enggan untuk mempelajari kitab-kitab suci karena kesibukan sehingga orang-orang mulai melupakannya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang mempelajari khusus lewat pendidikan formal di perguruan tinggi merupakan jalan yang cukup bagus khusunya bagi generasi muda yang ingin mendalami ajaran agama. Jadi ada pasang surut terhadap aplikasi swadhyaya di jaman globalisasi ini.

5)      Isvarapranidhana atau penyerahan dan pengabdian kepada Tuhan yang akan mengantarkan seseorang kepada tingkatan samadhi. Dalam hal ini kita dituntut untuk menjadi pelayan Tuhan dan selalu mepersembahkan hasilnya kepada Beliau.

ALAM SEMESTA PERSPEKTIF SAINS

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebelum  pola  pikir  manusia  berkembang  pesat, terutama pemahaman filosofis terhadap kehidupan alamiah manusia serta berbagai pandangan tentang alam jagat raya ini. Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dijalaninya. Manusia juga mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam, mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi hal itu sering tidak terjawab secara memuaskan. Sehingga dalam hal ini timbul pengetahuan baru yang muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what “apa” tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how kemudian why. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi.
Pola pikir manusia dalam beberapa hal tidak terlepas dari simbol dan idiom-idiom budaya yang dimitoskan. Pemanfaatan simbol dan idiom cenderung dijadikan sebagai pengikat atau keterkaitan batiniah seseorang dengan nenek moyang sebagai salah satu pembentukan jati diri bangsa yang merupakan kekayaan budaya yang efektif untuk dipakai sebagai pelajaran terutama yang berkaitan dengan nilai moral.
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna di antara makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Yang menjadikan alasan manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lainnya karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Itulah yang membedakan kita sebagai manusia berbeda dengan makhluk penghuni bumi yang lain. Akan tetapi, manusia juga mempunyai keterbatasan fisik seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan pancaindera bila dibandingkan dengan makhluk yang lain.
Manusia memiliki naluri, nalari, dan nurani. Dengan adanya sifat nalari, manusia dapat melakukan penalaran berdasarkan pemikirannya yang bersifat logis dan analisis. Berbeda halnya dengan binatang yang hanya mempunyai naluri seperti cara memperoleh makanan, proses berkembang biak, dan upaya mempertahankan dirinya dari pemangsa.
Rasa ingin tahu manusia akan sesuatu hal terus berkembang, sedangkan makhluk yang lain rasa keingintahuannya tidak akan berkembang/monoton. Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dari pertanyaan apa?  tentang sesuatu yg terjadi, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana? dan mengapa?
·                   Dampak positifnya    : Manusia akan terus berkembang dengan cara terus mencari tahu apa yang ada dipemikirannya.
·                   Dampak negatif        : Manusia terus mencari tahu hal yg melebihi batas kemampuannya/melebihi kodratnya sebagai manusia.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan dari latar belakang tersebut adalah:
1.      Apa hakikat manusia itu?
2.      Bagaimana sifat keingintahuan manusia?
3.      Bagaimana sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia?
4.      Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pada manusia?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan  hakikat manusia.
2.      Memahami sifat keingintahuan manusia.
3.      Menjelaskan sejarah, penalaran, dan cara memperoleh ilmu pengetahuan pada manusia.
4.      Menjelaskan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pada manusia.

D.    Manfaat penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1.      Penambah pengetahuan dan wawasan tentang Hakikat manusia dan sifat keingintahuannya.
2.      Bahan masukan bagi pembaca tentang Bagaimana Perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada  juga yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1.      Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.      Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku   intelektual dan sosial.
3.      Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.      Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5.      Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6.      Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
7.      Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.      Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

1.       Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Kuat
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang  bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.

2.       Hakikat Manusia Sebagai Makhluk yang Bertanggung Jawab
Sesungguhnya  hakikat  manusia  adalah mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri. Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Naluri ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata. Namun pada hakikatnya atas tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki tanggung jawab.

3.      Hakikat Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya.
Mengenai wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan dipaparkan oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan, yaitu:
a)      Kemampuan Menyadari Diri. Kaum  rasional menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada  adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan yang lain dan dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
b)      Kemampuan Bereksistensi. Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan  menempatkan diri dan menerobos. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi inilah maka pada manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya manusia  bukan  ”berada”  seperti  hewan  dan  tumbuh-tumbuhan, melainkan “meng-ada” di muka bumi. Jika seandainya pada diri manusia ini tidak terdapat kebebasan, maka manusia itu tidak lebih dari hanya sekedar “esensi” belaka, artinya ada hanya sekedar “ber-ada” dan tidak pernah “meng-ada” atau “ber-eksistensi”. Adanya kemampuan bereksistensi  inilah yang membedakan manusia sebagai makhluk human dari hewan selaku mahkluk infra human, dimana hewan menjadi orderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manajer terhadap lingkungannya.
c)      Kata Hati. Kata hati atau conscience of man juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang ikut serta” atau “pengertian yang mengikut perbuatan”. Manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya, bagi manusia sebagai manusia.
d)     Moral. Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral (yang sering juga disebut etika) adalah perbuatan itu sendiri. Disini tampak bahwa masih ada jarak antara kata hati dengan moral. Artinya seseorang yang telah memiliki kata       hatiyang tajam belum  otomatis  perbuatannya  merupakan  realisasi  dari kata hatinya itu. Untuk menjembatani jarak yang mengantarai keduanya       masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan. Bukankah banyak orang yang memiliki kecerdasan akal tetapi tidak cukup memiliki moral. Itulah sebabnya maka pendidikan moral juga sering disebut pendidikan kemauan.
e)      Tanggung Jawab. Kesedian untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut tanggung jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud bertanggung jawab bermacam-macam. Ada tanggung jawab kepada  diri sendiri, tanggung jawab kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntunan kodrat manusia, dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sanksi apapun yang dituntutkan (oleh kata hati, masyarakat, norma-norma agama), diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.
f)       Rasa Kebebasan. Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu), tetapi sesuai dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan. Artinya, bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntunan kodrat manusia. Kemerdekaan berkaitan erat dengan kata hati dan moral. Seseorang mengalami rasa merdeka apabila segenap perbuatanya (moralnya) sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kata hatinya, yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia.
g)      Kewajiban dan Hak. Pada dasarnya hak itu adalah sesuatu yang masih kosong. Artinya meskipun hak tentang sesuatu itu ada. Belum tentu seseorang mengetahuinya (misalnya hak memperoleh perlindungan hukum). Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban karena pemenuhan hak dan pelaksaaan kewajiban dibatasi oleh situasi kondisi yang berarti tidak semua hak dapat terpenuhi dan tidak segenap kewajiban dapat sepenuhnya dilakukan.
h)      Kemampuan Menghayati Kebahagian. Pada saat orang menghayati kebahagian, aspek rasa lebih berperan dari pada aspek nalar. Oleh karena, itu dikatakan bahwa kebahagian itu sifatnya irasional. Kebahagian itu ternyata tidak terletak pada keadaanya sendiri secara factual (lulus sebagai sarjana, mendapat pekerjaan dan     seterusnya) atau pun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak pada kesangguapan menghayati semuanya itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut didalam rangkaian atau ikatan tiga hal yaitu, usaha, norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagian adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya. Manusia menghayati kebahagaian apabila jiwanya bersih dan stabil, jujur, bertanggung jawab, mempunyai pandangan hidup dan keyakinan hidup yang kukuh dan bertekad untuk merealisasikan dengan cara yang realistis.

B.     Ilmu Pengetahuan Alam Bagi Manusia
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui. Untuk  mengetahui sesuatu, manusia dapat menggunakan indranya dengan cara mendengar, melihat, merasa, mencium, dan sebagainya. Semua pengetahuan yang didasarkan secara indrawi dikategorikan sebagai pengetahuan empiris, artinya pengetahuan yang bersumber dari pengalaman. Oleh karena itu, pengalaman menjadi bagian penting dari  seluk-beluk adanya pengetahuan.
Setiap orang memiliki pengetahuan karena pernah mengalami sesuatu dan setiap pengalamannya dapat dijadikan landasan berfikir dan bertindak. Secara otomatis setiap orang memiliki pengetahuan, akan tetapi kerena pengalaman setiap orang berbeda-beda, penyelesaian masalahnya  bersumber pada pengalaman yang beragam sehingga pengetahuan menjadi semakin banyak. Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman akan membedakan cara penyelesaian masalah, sekaligus memperkaya pengetahuan. Pengalaman merupakan pengetahuan yang sangat berharga. Kerena pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang utama dan kemudian melahirkan  empirisme.  Empirisme adalah salah satu aliran dalam filsuf  yang menekankan peranan pengalaman dalam   memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri. Beberapa pandangan filsuf tentang pengalaman sebagai sumber pengetahuan, yaitu menggambarkan secara mendalam bahwa sumber pertama pengetahuan adalah pengalaman. Manusia yang belajar dari pengalamannya adalah manusia yang memahami bahwa masa depan sangat bergantung  pada kecerdasan dalam mengambil pelajaran atau hikmah dibalik semua  pengalaman.
Gagasan dalam pikiran manusia adalah ide yang terdapat dalam alat pikir yang disebut dengan akal atau otak. Tidak ada seorang pun yang dapat menggambarkan bentuk konkret dari akal yang ada hanyalah bentuk fisikal otak yang terdapat didalam kepala manusia. Sistem gagasan dalam pikiran manusia adalah kelancaran kerja otak dalam menangkap segala sesuatu, mengembangkan nalar dalam sebuah ide tentang sesuatu yang dimaksudkan, dan membentuk konsep demi pembatasan sesuatu yang digagas.
Manusia memiliki rasa ingin tahu atau kurioritas yang terus tumbuh dan berkembang sangat pesat. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat terpuaskan, apabila suatu masalah dapat dipecahkan akan timbul masalah lainnya yang menunggu pemecahanya. Manusia akan terus bertanya setelah mengetahui apa, bagaimana, dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi. Hal ini demikian berlangsung berabad-abad sehingga terjadi akumulasi pengetahuan. Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial yaitu berfikir, al-insan hayawanu naathiq, artinya manusia adalah makhluk yang berfikir. Karena itu lahirnya ilmu pengetahuan tentang alam atau ilmu alamiah berasal dari pemikiran manusia tentang jati diri alam.

1.      Fungsi Ilmu Alamiah Bagi Manusia
Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman yang dalam Bahasa Inggris disebu natural science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi sehingga terbentuknya konsep dan prinsip. Fungsi ilmu alamiah bagi manusia didasarkan pada hal-hal berikut:
a)         Manusia tercipta dalam keadaan tidak memiliki ilmu pengetahuan.
b)        Manusia lahir dalam keadaan fitrah.
c)         Manusia diwajibkan mencari ilmu.
d)        Semua ilmu bersumber dari alam dan berasal dari Tuhan.
Empat fungsi diatas merupakan titik tolak dan prinsip lahirnya ilmu pengetahuan. Karena dengan empat pandangan tersebutlah, manusia tidak berhenti mengembangkan pendidikan, baik secara teoritis maupun sacara praktis, sehingga ilmu pengetahuan semakin berkembang dan alam semakin diketahui eksistensinya. Ilmu pengetahuan alam wajib dipelajari oleh manusia agar manusia memiliki kapabilitas yang ilmiah dalam membaca gejala alam dan memanfaatkan.
Hasil-hasil alam dengan baik dan benar. Salah satu ilmu yang menjelaskan  alam dilihat dari ciri-ciri umumnya yang normatif adalah ilmu alamiah dasar. Ciri-ciri ilmu alamiah dasar adalah sebagai berikut:
a)         Merupakan disiplin ilmu yang sudah ada.
b)        Objek penelitian berupa gejala alam.
c)         Memerlukan uji laboraturium dan uji eksperimental.
d)        Bersifat objektif.
e)         Berkelanjutan.
f)         Dapat dirasakan hasilnya.
g)        Rasional.
h)        Bersifat matematis dan teknologis, yakni dapat diterapkan dalam kehidupan manusia untuk berbagai kepentingan.

2.      Perkembangan Alam Pikir Manusia
a.       Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Manusia berasal dari sel telur ibu dan sel sperma ayah yang bersatu membentuk embrio, kemudian tumbuh menjadi banyak sel serta melakukan diferensiasi dan berkembang menjadi bayi yang dilahirkan ke muka bumi. Bayi manusia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Anak tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa yang sudah mampu bekerja dan berumah tangga.

3.      Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang menetap. Sampai pada abad 20 di kenal metode kultur jaringan, dimana memperbanyak tanaman dapat dilakukan dari satu helai daun atau sepotong ranting yang masih muda untuk menghasilkan banyak tanaman. Hal ini disebabkan tanaman memiliki sel bersifat totipoten, dimana satu sel tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan utuh jika berada pada medium tanam yang sesuai.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam sehingga mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman. Tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Pengetahuan baru muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos, sehingga cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi, sehubungan dengan kemajuan zaman maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Negara Indonesia yang pluralis kesukuannya atau ras dan etnisnya, memiliki kebudayaan serta keyakinan agama beragam. Sarat dengan legenda dan mitos-mitos yang patut di jadikan pelajaran. Secara filosofis semua bukan sekedar mitos dan legenda , melainkan pesan-pesan yang tersirat didalamnya memberikan inspirasi berpikir pada perkembangan manusia, dari yang berfikir mitologis menuju berpikir yang empiris dan rasional.
Legenda dan keyakinan manusia terhadap mitos-mitos yang memberikan pesan-pesan religius sesungguhnya  tidak disampaikan oleh untaian cerita dan kata-kata yang tanpa makna simbolis. Nilai-nilai kesusastraan dan sajak atau pantun-pantun yang diuntai dalam kalimat yang puitis memberikan gambaran kemajuan estetik dan pola pikir manusia yang penuh kelembutan dan keindahan. Sejak awal perkembangan berbagai mitos dan hubungannya dengan legenda, dongeng, dan cerita rakyat lainnya. Sejarah mitos adalah bagian dari hakikat kehidupan manusia sejak manusia dilahirkan ke dunia. Adapun hal-hal yang sangat penting dari mitos adalah sebagai berikut:
1.      Mitos diperlukan untuk menunjang sistem nilai hidup manusia.
2.      Mitos dapat memberi kejelasan tentang eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
3.      Mitos dapat memberi kejelasan tentang bentuk hubungan yang baik antarsesama manusia dan wujud Yang Maha Tinggi.
4.      Mitos adalah pencerahan masyarakat  yang hidup dimasa lalu dalam menemukan jawaban-jawaban atas masalah yang disebabkan oleh situasi dan kondisi alam. Karena mitos adalah pandangan manusia tentang berbagai gejala alam yang merupakan jawaban yang cerdas sesuai dengan kepastiannya.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babillonia, yakni kira-kira 600-700 SM. Orang Babillonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit, bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sabagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun, yaitu satu kali matahari beredar ketempat semulai yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babillonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos, sehingga pengetahuan semacam ini disebut pseudo science ( sains palsu). Dalam hal ini ada tokoh-tokoh Yunani dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah:
1.      Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya beredar mengelilingi bumi dan Ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
2.      Anaximenes, mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah air, seperti pendapat Thales yang mengatakan bahwa air adalah salah satu bentuk benda bila merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
3.      Herakleitos, pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
4.      Pythagoras, mengatakan semua unsur benda adalah tanah, api, udara, dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C² = A² + B², sehubungan dengan alam semesta  Ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain mengitari bumi termasuk matahari.
5.      Demokritos, bila benda dibagi terus maka pada suatu saat akan sampai pada bagian terkecil yang disebut atom yang tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan konsep.
6.      Empedokles, menyempurnakan pendapat Pythagoras, Ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
7.      Plato, yang mempunyai pemikiran yang brbeda dengan orang sebelumnya, Ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya satu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
8.      Aristoteles merupakan ahli pikir, Ia membuat intisari dari ajaran orang sebelumnya Ia membuang ajaran yang tidak masuk akan dan memasukan pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar  alam yang disebut hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air, udara, atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, angin, lembab, panas, dan kering.
9.      Ptolomeus, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya ( goesentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
10.  Avicenna merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli lain dari dunia islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer.
Perkembangan pola pikir manusia berevolusi secara bertahap mengikuti berbagai kejadian dan pengalaman yang setiap hari silih berganti. Di Indonesia pola pikir nenek moyang kita mengalami perubahan seiring dengan per-kembangan zaman, ilmu, dan pengetahuan. Agama-agama yang berkembang, seperti adanya animisme dan dinamisme. Suatu kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang dan para penguasa alam jagat raya ini dengan wilayahnya masing-masing.
C.      Sejarah, Penalaran, dan Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan Pada Manusia
1.      Sejarah Manusia
Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, berhadapan dengan suatu periode waktu yang sangat panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para peneliti pernah menemukan lukisan gua di Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan tersebut menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu pondasi bagi teori besar tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Sehingga dapat dikatakan, satu batu kecil bisa jadi titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia. Berikut merupakan jenis-jenis manusia:
1)      Homo Sapiens. Homo sapiens adalah makhluk yang berfikir sehingga merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berfikir apakah sebaiknya dilakukan pada masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan
2)      Homo Faber. Homo faber adalah manusia yang dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat kerena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan.
3)      Homo Languens. Homo languens adalah manusia yang dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bhasa lisan.
4)      Homo Socius. Homo socius adalah manusia yang dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama.
5)      Homo Ecconomicus. Homo ecconomicus adalah manusia yang dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi. Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung dan rugi. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual dipasaran.
6)      Homo Religius. Homo religius adalah manusia yang menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan  lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama.
7)      Homo Humanus dan Homo Aesteticus. Homo humanus adalah manusia yang berbudaya, sedangkan homo aesteticus adalah manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan- perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memiliki sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau   tumbuhan
Sekitar empat juta tahun yang lalu muncul suatu spesies di Afrika yang merupakan percabangan dari kera. Spesies inilah yang nantinya berkembang menjadi homo sapiens, atau manusia sekaran ini.

2.      Penalaran Manusia
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua manusia kegiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpikir merupakan suatu kegiatan untttk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing. Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu:
1)      Pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan  bahwa kegiatan penalaran merupakan satu proses berpikir logis, di mana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut  suatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika tertentu.  Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis itu mempunyai konotasi yang bersifat jamak (plurar) dan bukan tunggal (singular). Suatu kegiatan berpikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu, dan mungkin tidak Iogis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini scring menimbulkan gejala apa yang dapat kita sebut sebagai kekacauan penalaran yang tidak konsistennya kita dalam mernpergunakan pola  berpikir tertentu.
2)      Kedua dari penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpikirnya   penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri  kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yarg mempergunakan logika ilmiah, dari demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini, kalau kita kaji lebih jauh, merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tanpa adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan, sebab pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
a.       Cara Manusia Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Pada zaman dahulu kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran. Keterbatasan itu menyebabkan pengamatan menjadi kurang  seksama, dan cara pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran. Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan alam pikirannya. Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sajarah perkembangan jiwa manusia baik sabagai individu maupun sebagai keseluruhan yang berlangsung tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap teologi atau fiktif
2.      Tahap filsafat atau metafisik.
3.      Tahap positif atau ilmiah ril.
Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) yang merupakan pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu. Rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Perkembangan selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitanya. Dengan kemampuan bahasa, manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaan bagi manusia.

D.    Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sejarah perkembangan Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi beberapa periodisasi. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode atau sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
1.      Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Purba)
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
a.       Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah. Era ini berlangsung sekitar empat juta tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM. Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok tanam dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error (mencoba-coba dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi know how. Pada zaman batu tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
b.      Zaman Batu Muda
Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, dan hukum. Pada zaman batu muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3, 4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan zodiac.


c.       Zaman Logam.
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya fenomenal pada masanya, bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka.
2.      Zaman Yunani Kuno
Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya. Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a.       Thales (624-545 SM) dari Miletus.
Kurang lebih enam ratus tahun sebelum Yesus terlahir, muncullah sosok pertama dari tridente Miletus yaitu Thales yang menggebrak cara berfikir mitologis masyarakat Yunani dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagai Saudagar-Filosof, Thales amat gemar melakukan muhibah. Ia bahkan pernah melakukan lawatan ke Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya, ia menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.

b.      Pythagoras (580 SM–500 SM)
Pythagoras lahir di Samos (daerah Ioni), tetapi kemudian berada di Kroton (Italia Selatan). Ia adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara nada dengan panjang dawai.
c.       Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
d.      Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna.
e.       Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika dan Teologi (Metafisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada susunan pikir (syllogisme).
Selain nama-nama diatas, masih ada filosof-filosof seperti Anaximander (610 SM-546 SM) dengan diktum falsafinya bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke 6 SM., masih satu generasi dengan Anaximander, ia berpendapat bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya di alam semesta dirasuki dengan udara. Demokreitos (460-370 SM), ia mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”. Empedokles (484-424 SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar ilmu-ilmu fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Dan juga Archimedes, (sekitar 287 SM-212 SM) ia adalah seorang ahli matematika, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Archimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di langit. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai p (phi) lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat eksperimental, ia kemudian dijuluki sebagai, “Bapak IPA Eksperimental”.

3.      Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae (Pengabdi Agama). Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milik Islam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya (Golden Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius (konsep kode etik luhur mangatur akal sehat). Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles. Pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
a)      Roger Bacon (1214 M - 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis (guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
b)      Thomas Aquinas (1225 M -1274 M) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
c)      Gerard van Cremona (1114 M -1187 M), adalah seorang penerjemah Arab karya ilmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
d)     Giovanni Boccaccio (1313 M - 1375 M) adalah seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato dan Teseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M - 1095 M), seorang ilmuwan dan negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola, penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk memperbaiki perahu. Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan tanah, atau geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M - 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada tahun 1088.

4.      Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
a)      Nicolaus Capernicus (1473 M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di matahari).
b)      Galileo Galilei (1564 M-1642 M), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32 x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
c)      Tycho Brahe (1546 M-1601 M), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalah astronom pengamat paling menonjol di zaman pra-teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
d)     Johannes Kepler (1571 M-1630 M), adalah astronom Jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
e)      Fancies Bacon (1561 M-1626 M), adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya-karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.

5.      Zaman modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah. Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
a)      Isaac Newton (1643 M-1727 M), adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakan sebagai “Bapak ilmu fisika klasik”. Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.
b)      Rene Descartes (1596 M-1650 M), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil “Penemu filsafat Modern” dan “Bapak matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah semuanya tida ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.
c)      Charles Robert Darwin 1809 M-1882 M) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “Nenek moyang manusia adalah kera”.
d)     Joseph John Thompson (1856 M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.
Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat julukan “Bapak Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise Pascal (1623 M-1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M-1857 M). Menurut Thoyibi, ia adalah tokoh yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.

6.      Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Hal ini disebabkan karena fisika dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur fundamental yang membentuk alam semesta.
Sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”. Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang paling dikenal adalah E=mc². Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama “On the Motion-Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid“, mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.
Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian, karya Pauling memuncak dalam pemodelan fisik DNA, “rahasia kehidupan”. Pada tahun ini juga James D. Watson, Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik untuk mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa genetika yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom (dalam Human Genome Project) dan telah disebut-sebut sebagai berpotensi memiliki manfaat medis yang besar.
Pada tahun yang sama, percobaan Miller-Urey dibuktikan dalam sebuah simulasi proses primordial, yang merupakan unsur dasar protein, sederhana asam amino, bisa dibangun sendiri dari molekul sederhana. Pada tahun 1925, Werner Heisenberg dan Erwin Schrödinger memformulasikan mekanika kuantum, yang menjelaskan teori kuantum sebelumnya. Kemudian ada juga pengamatan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929 bahwa kecepatan di mana galaksi surut berkorelasi positif dengan jarak, mengarah pada pemahaman bahwa alam semesta mengembang, dan perumusan teori Big Bang oleh Georges Lemaitre. Pengembangan bom atom di era “Sains Besar” selanjutnya terjadi selama Perang Dunia II, yang mengarah ke aplikasi praktis dari radar dan pengembangan dan penggunaan bom atom. Meskipun proses itu dimulai dengan penemuan siklotron oleh Ernest O. Lawrence di tahun 1930-an. Di bidang Geologi yang paling fenomenal adalah teori “pergeseran benua” oleh Alfred Wegener. Teori “Lempeng Tektonik” itu sudah digagas pada tahun 1910-an, data dikumpulkan pada 1950 sampai 1960-an, kemudian diakui dan digunakan pada tahun 1970.
Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini. Sebut saja beberapa penemuan yang dilansir oleh nusantaranews.wordpress.com sebagai penemuan yang merubah warna dunia, yaitu: Listrik, Elektronika (transistor dan IC), Robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), TV dan Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi, Komputer, Internet, Pesawat Terbang, Telepon dan Seluler, Rekayasa Pertanian dan DNA, Perminyakan, Teknologi Luar Angkasa, AC dan Kulkas, Rekayasa Material, Teknologi Kesehatan (laser, IR, USG), Fiber Optic, dan Fotografi (kamera, video). Kini, penemuan terbaru di bidang Teknologi telah muncul kembali. sumber lain telah memberitakan penemuan “Memristor”. Ini merupakan penemuan Leon Chua, profesor teknik elektro dan ilmu komputer di University of California Berkeley. Keberhasilan itu menghidupkan kembali mimpi untuk bisa mengembangkan sistem-sistem elektronik dengan efisiensi energi yang jauh lebih tinggi daripada saat ini. Caranya, memori yang bisa mempertahankan informasi bahkan ketika power-nya mati, sehingga tidak perlu ada jeda waktu untuk komputer untuk boot up, misalnya, ketika dinyalakan kembali dari kondisi mati. Hal ini digambarkan seperti menyala-mematikan lampu listrik, ke depan komputer juga seperti itu (bisa dihidup-matikan dengan sangat mudah dan cepat).
  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang lemah dibandingkan makhluk lain, namun dengan akal budi dan kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat hidup dengan lebih baik lagi.
Menurut kodratnya manusia selalu ingin tahu terhadap seluruh kehidupan yang dilakoninya. Banyak mitos yang berkembang merupakan metode untuk memahami segala sesuatu yang ada dan terjadi di alam jagat raya ini, berbagai pertanyaan atas ketidaktahuan atau rasa penasaran manusia atas eksistensi jagat raya ini hanya dijawab dengan mitos.
Manusia mampu menggunakan pengetahuan lama untuk dikombinasikan dengan pengetahuan baru menjadi pengetahuan yang lebih baru lagi, selain untuk kepuasan manusia juga keperluan praktis agar hidup manusia lebih mudah dan menyenangkan.
Dalam sejarah manusia dapat berfikir bagaimana sumber keingintahuannya tidak terbatas pada keadaan diri manusia sendiri ataupun keadaan sekelilingnya.

B.     Saran-saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan      kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang kami susun tersebut.
Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi  memberika kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi  mencapainya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat  berguna bagi kami dan pada khususnya seluruh pembaca makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pustaka Setia: Bandung
Jablonski dan Choplin. 2000. Catatan Teratur Evolusi Manusia.
Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia:                                      Jakarta.
Darmo, Hendro dan  Yeni Kaligis.2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka
Hudiyono, Sumi. 2004. Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Jasin, Maskoeri. 2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.