Banten Ayaban Tumpeng 7

Hai sahabat Blogger, kalau kemarin-kemarin saya postinngnya tentang Banten Ayaban Tumpeng 5, kali ini saya postingkan lagi mengenai Banten Ayaban Tumpeng 7, langsung ajah ya! jadi ini dia komponen-komponen Penyusun Banten Ayaban Tumpeng 7:
1.      Banten peras: 2 tumpeng
2.      Banten Pengambian: 2 tumpeng
3.      Banten Dapetan: 1 tumpeng
4.      Banten Guru: 1 tumpeng
5.      Banten pengiring: 1 tumpeng
6.      Banten Gebogan.
7.      Banten Sesayut.
8.      Banten Rayunan.
9.   Banten Taterag.

Kunjungi pula postingan tentang Banten Ayaban Tumpeng 9, disini. Banten ayaban tumpeng 11, disini. dan Banten ayaban tumpeng 25, disini.

Penjelasan:
1.      Peras
Kata “Peras” berarti “Sah” atau “Resmi”, dengan demikian penggunaan banten “Peras” bertujuan untuk mengesahkan dan atau meresmikan suatu upacara yang telah diselenggarakan secara lahir bathin. Secara lahiriah, banten Peras telah diwujudkan sebagai sarana dan secara bathiniah dimohonkan pada persembahannya. Disebutkan juga bahwa, banten Peras, dari kata “Peras” nya berkonotasi “Perasida” artinya “Berhasil”.


2.      Banten Pengambean
Pengambean berasal dari akar kata “Ngambe” berarti memanggil atau memohon. Banten Pengambeyan mengandung makna simbolis memohon karunia Sang Hyang Widhi dan para leluhur guna dapat menikmati hidup dan kehidupan senantiasa berdasarkan Dharma di bawah lindungan dan kendali Sang Hyang Widhi dan para Leluhur. Sehingga memunculkan makna untuk memohon tuntunan dan bimbingan hidup agar diarahkan dan diberikan penyinaran demi kehidupan yang lebih berkualitas.


3.      Banten Dapetan
Banten dapetan disimbolkan sebagai wujud permohonan kehadapan Sang Hyang Widhi agar dikaruniai atau dikembalikan kekuatan Tri Pramana termasuk kekuatan Tri Bhuwananya. Selain itu, Banten ini mengandung makna seseorang hendaknya siap menghadapi kenyataan hidup dalam suka dan duka. Harapan setiap orang tentunya berlimpahnya kesejahteraan dan kebahagiaan, panjang umur dan sehat walafiat. Banten ini juga sebagai ungkapan berterima kasih, mensyukuri karunia Tuhan Yang maha Esa karena telah diberikan kesempatan menjelma sebagai manusia.

4.      Banten Guru
Untuk Banten Guru, mohon maf saya belum dapat referensi.

5.      Banten Pengiring
Banten pengiring adalah sesajen yang alasnya adalah sebuah taledan/tamas, kemudian secara berturut-turut diisi pisang, buah-buahan, tebi, kue, dua buah tumpeng, sampian tangga dan canang genten.

6.      Banten Gebogan
Gebogan merupakan simbol persembahan dan rasa syukur pada Tuhan/Hyang Widhi. Gebogan atau juga disebut Pajegan adalah suatu bentuk persembahan berupa susunan dan rangkaian buah buahan dan bunga. Umumnya gebogan dibawa ke pura untuk rangkaian upacara panca yadnya. Arti kata gebogan itu sendiri dalam bahasa Bali sebenarnya berarti ''jumlah''. Maksudnya bahwa gebogan dibuat dari berbagai jumlah dan jenis buah yang merupakan hasil bumi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Ida Sanghyang Widhi.


7.      Banten Sesayut
Menurut Wijayananda, dalam bukunya Tetandingan Lan Sorohan Banten (2003: 8) menjelaskan bahwa banten sesayut berasal dari kata “sayut” atau “nyayut” dapat diartikan mempersilakan atau mensthanakan, karena sayut disimbulkan sebagai lingga dari Ista Dewata, sakti dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sedangkan menurut Dunia dalam Kata Pengantar bukunya Nama-Nama Sesayut (2008: vi) menjelaskan bahwa sesayut berasal dari kata “sayut” yang berarti tahan, cegah (Zoetmulder, 1995; 1063). Untuk menahan, mencegah orang agar terhindar dari mala, gangguan yang merusak, kemalangan, atau penyakit maka dibuatkanlah sesaji atau sejajen yang disebut sesayut (Kamus Bali-Indonesia, 1978; 506).


8.      Banten Rayunan
Rayunan juga sering disebut sebagai Ajuman/Sodan/Ajengan, yang mana dipergunakan tersendiri sebagai persembahan ataupun melengkapi daksina suci dan lain-lain. Apabila dimakanai, rayunan ini memiliki makna sebagai persembahan makanan kepada Ida Sanghyang Widhi/Dewa/Bhatara/maupun leluhur. Bila ditujukan kehadapan para leluhur, salah satu peneknya diisi kunir ataupun dibuat dari nasi kuning, disebut “perangkat atau perayun” yaitu jajan serta buah-buahannya di alasi tersendiri, demikian pula lauk pauknya masing-masing dialasi ceper/ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar. Di atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi atau yang lain. (http://imadeyudhaasmara.wordpress.com/2014/08/14/makna-canang-sari-daksina-peras-pejati-ajuman-sesayut)


9.      Banten Teterag
Sama dengan di Banten Ayaban Tumpeng 5, untuk banten Teterag saya belum dapat info.

Demikian Postingan saya mengenai Banten Ayaban Tumpen 7, semoga bermanfaat!!!!

3 komentar:

  1. Maaf sebelumnya bila komentar ini kurang pas.
    Banten guru, guru pinaka pembimbing, pinaka pedoman, dimohonkan agar Ida selalu membimbing umat di jalan dharma, dan senanti asa menurunkan penhetahuan agar dapat dijadikan pedoman hidup, srbab apapun yang dibuat tanpa pedoman tidak akan berbuah baik, melempas dari pedoman ajaran dharma pasti berbuah dosa.

    BalasHapus
  2. Maaf sebelumnya bila komentar ini kurang pas.
    Banten guru, guru pinaka pembimbing, pinaka pedoman, dimohonkan agar Ida selalu membimbing umat di jalan dharma, dan senanti asa menurunkan penhetahuan agar dapat dijadikan pedoman hidup, srbab apapun yang dibuat tanpa pedoman tidak akan berbuah baik, melempas dari pedoman ajaran dharma pasti berbuah dosa.

    BalasHapus
  3. Tolong jelaskan urutan meletakkan/memposisikan banten ayaban tumpeng 5,7,9,11
    Suksma..

    BalasHapus