Cara Weda Diwahyukan

Tidak ada satu uraian tepat bagaimana wahyu itu diturunkan kecuali melalui penafsiran atau keterangan tak langsung dari berbagai ulasan yang dapat kita himpun dari berbagai buku. Perlunya mengetahui bagaimana Weda itu diwahyukan karena dijelaskan pada mulanya bahwa Weda adalah Wahyu Tuhan yang diyakini oleh umat Hindu dan kebenaran akan Wahyu itu tidak boleh dibantah lagi. Karena Weda itu adalah Wahyu, maka adalah wajar pula kalau kita bertanya dan mencari jawahan atau penjelasan yang dapat mengungkapkan bagaimana wahyu itu diturunkan.

Salah satu cara penjelasan yang dapat dikaji dalam memberi ulasan tentang turunnya wahyu melalui tafsiran dan keterangan-keterangan yang dapat diperoleh dari isi kitab Weda itu pula. Yang penting yang harus diyakini dan diimani dalam tahap pertama ialah adanya peranan mediator antara Tuhan dengan penerimanya, yaitu para Maha Resi, dimana dewa Brahma sebagai dewa SABDA dinyatakan menyampaikan kata-kata itu kepada penerimanya. Ada berbagai cara atau proses yang dapat kita jumpai tentang bagaimana Wahyu itu sampai kepada Maha Resi (Nabi).
1.      Uraian yang pertama menjelaskan bahwa wahyu itu dimasukkan langsung kedalam pikiran orang itu atau memasukkannya dalam-dalam ke dalam hatinya. Kata-kata itu memberi kesan dan membentuk rupa atau keadaan yang kemudian menemukan bentuknya berkembang dalam pikiran.
2.      Dapat pula wahyu itu membentuk kesannya dengan melalui contoh atau perintah langsung yang dilakukan oleh Dewa-Dewa yang dinyatakan Dewa-dewa itu memperlihatkan dirinya dalam berbagai bentuk manusia biasa sebagaimana dapat kita tafsirkan dalam uraian Kitab-kitab Purana. Ajaran yang diberikan oleh Dewa-dewa itulah yang akhirnya dihukukan sebagai ajaran sabda Tuhan karena sabda itu seridiri adatab sabda Dewata (Daiwi Wak).
3.      Disamping itu wahyu dikatakan diturunkan seperti suara gemanya lonceng. Gema atau AUM itulah yang membentuk rupa yang dalam aksara dikenal sebagai OMKARA atau disebut SWARA NADA. Suara nada inilah yang merupakan gemerencingnya suara yang melahirkan kata-kata yang memberi petunjuk mengenai arti dan makna suara-suara itu sendiri. Cara ini yang paling sulit dalam ilmu dan karena itu bagaian ini pula yang dinyatakan hagian yang paling rahasia.

4.      Dewa-dewa yang memperlihatkan dirinya dalam berhagai bentuknya yang mulia. Kejadian ini agak berbeda dari proses yang disebut dalam uraian no. 2 di atas karena dalam uraian no. 2 diatas, dewa-dewa dalam manifestasinya berbentuk manusia biasa. Penggambaran dalam turunnya wahyu seperti dalam kejadian ini, hanya dilukiskan sebagaimana manusia secara impiris secara langsung berhadapan dengan Dewa yang akan menyampaikan pewarah-warahnya kepada si penerimanya. Contoh cara pelukisan begaimana Arjuna menerima ajaran dari Dewa yang dikatakan pula dalam Weda bahwa Siwa tidak lain dari pada dewa Brahma pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar