menjaga kebugaran tubuh.
Bagaimanapun memodernkan yoga, tetap harus diakui bahwa yoga yang diketahui
sekarang merupakan warisan dari khazanah budaya India. Istilah-istilah dalam
yoga mempunyai banyak kesamaan dengan istilah-istilah dalam agama Hindu karena
keduanya sama-sama lahir dalam tradisi kebudayaan India. Oleh karenanya, bila
ingin mendalami yoga, harus bisa menerima istilah India, sebagaimana kita tidak
pernah keberatan menggunakan istilah latin bila belajar ilmu kedokteran, bahasa
jepang saat belajar karate, dan istilah Cina dalam belajar kungfu, akupuntur
dan lainnya (Ferry, 2011: 7). Dari hal tersebut secara tidak langsung membuat
yoga sering disamakan dengan Agama Hindu (sebagaimana dalam Sad Darsana Yoga
merupakan bagian yang ketiga). Pada kesempatan ini pembicaraan saya persempit
dalam hal "Surya Namaskara", yang biasanya dijadikan bagian dalam
praktek yoga asanas. Jikalau diartikan secara etimologi kata "surya"
berarti matahari dan "Namaskara" berarti penghormatan, pemujaan, maka
Surya Namaskara merupakan penghormatan atau pemujaan kepada dewa surya (salah
satu Dewa yang diagungkan dalam Hindu).
Memperhatikan
definisi dari Surya Namaskara, ketika yoga kini sudah mulai booming dan para pelakunya tidak hanya
dari umat Hindu, seringkali saya mendapat pertanyaan, "apakah yoga
menggunakan doa?", "apakah yoga itu hanya untuk orang Hindu?", atau
pertanyaan sejenisnya. Hal ini saya rasa wajar, karena memang karakter
masyarakat modern yang lebih selektif dan tidak mau menerima begitu saja akan sesuatu
yang baru. Dan terkait pembatasan pembahasan, saya menjadikan Surya Namaskara
sebagai contoh untuk menjawab pertanyaan tersebut. Yaitu:
Surya Namaskara untuk
Pemujaan.
Sebagaimana secara umum sudah
diketahui bahwa Surya Namaskara tersusun dari 12 gerakan yang digerakan secara
dinamis, yaitu (1) Pranamasana, (2) Hasta Utanasana, (3) Pada hastasana, (4)
Aswa Sancalanasana, (5) Parvatasana, (6) Astangganamaskara, (7) Bhujanggasana,
kembali ke (8) Parvatasana, (9) Aswa Sancalanasana, (10)
Pada hastasana, (11) Hasta Utanasana, (12) Pranamasana. Ketika ingin melakukan
pemujaan kepada dewa Surya dalam melakukan gerakan maka yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Pastikan
keadaan badan dalam keadaan bersih (sudah mandi), dan sedang tidak dalam
keadaan menstruasi (untuk wanita).
2. Pelaksanaan
dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit (paling baik), tanpa melarang
di waktu lain dan usahakan menghadap ke arah matahari sedang berada di arah
mana.
3. Setiap
gerakan diikuti dengan mantra dan fokus konsentrasi pada cakra mayor pada
tubuh, sebagai berikut:
a. Pada
saat melakukan gerakan pranamasana, lantunkan mantra "Om Mitraya Namaha"
dalam hati, dan konsentrasi pada Anahata Cakra (Cakra yang terletak sejajar
dengan dada).
b. Pada
saat melakukan gerakan hasta utanasana, lantunkan mantra "Om Ravaye Namaha"
dalam hati, dan konsentrasi pada Visuddhi Cakra (Cakra pada kerongkongan).
c. Pada
saat melakukan gerakan pada hastasana, lantunkan mantra "Om Surya ya Namaha"
dalam hati, dan konsentrasi pada Svadistana Cakra (Cakra yang terletak pada
kelamin).
d. Pada
saat melakukan gerakan aswa sancalanasana, lantunkan mantra "Om Bhanawe
Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada Ajna Cakra (Cakra yang terletak di
kening).
e. Pada
saat melakukan gerakan parvatasana, lantunkan mantra "Om Khagaya Namaha"
dalam hati, dan konsentrasi pada Visuddhi Cakra (Cakra pada kerongkongan).
f. Pada
saat melakukan gerakan astangga namaskara, lantunkan mantra "Om Pusne
Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada Manipura Cakra (Cakra pada perut).
g. Pada
saat melakukan gerakan Bhujangga Sana, lantunkan mantra "Om Hiranya
Garbhaya Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada Svadisthana Cakra (Cakra
pada kelamin).
h. Pada
saat kembali melakukan gerakan parvatasana, lantunkan mantra "Om Maricaye
Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada Visuddhi Cakra (Cakra pada
kerongkongan).
i.
Pada saat kembali melakukan gerakan aswa
sancalanasana, lantunkan mantra "Om Aditya ya Namaha" dalam hati, dan
konsentrasi pada Ajna Cakra (Cakra yang terletak di kening).
j.
Pada saat kembali melakukan gerakan pada hastasana,
lantunkan mantra "Om Savitre Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada
Svadistana Cakra (Cakra yang terletak pada kelamin).
k. Pada
saat kembali melakukan gerakan hasta utanasana, lantunkan mantra "Om Arkaya
Namaha" dalam hati, dan konsentrasi pada Visuddhi Cakra (Cakra pada
kerongkongan).
l.
Dan pada saat kembali melakukan gerakan
pranamasana, lantunkan mantra "Om Bhaskaraya Namaha" dalam hati, dan
konsentrasi pada Anahata Cakra (Cakra yang terletak sejajar dengan dada).
Pelaksanaan Surya
Namaskara sebagai olahraga
Surya
Namaskara sebagai pemujaan umumnya dilakukan oleh para praktisi Yoga yang
menganut agama Hindu, karena Yoga memang merupakan salah satu filsafat India
Kuno milik Hindu. Akan tetapi hal ini sesungguhnya tidak membatasi para
praktisi Yoga non-Hindu untuk melakukan Surya Namaskara (mengingat manfaatnya
dari segi kesehatan sangat besar). Hal ini terbukti dari penyebutan baru untuk
Surya Namaskara yang sering digunakan, seperti "Sun Sallutation", atau "dua belas gerakan". Disamping
itu, Surya Namaskara dilakukan dengan motif menjadikannya sebagai olahraga
modern yang dapat memberi keringat, dan membuat tubuh tetap bugar serta sehat. Mantra
juga tidak harus dilantunkan, konsentrasi juga tidak pada cakra, tetapi fokus
serta konsentrasi pada peregangan yang terjadi. Dalam prosesnya gerakan Surya
Namaskara juga dilakukan dengan tidak terlalu khidmat melainkan dilakukan
dengan lebih dinamis.
Demikian
kiranya sedikit pemaparan mengenai Surya Namaskara yang bisa dilakukan sebagai
pemujaan atau bahkan hanya untuk olahraga masyarakat modern. Dan penggambaran
Surya Namaskara ini tentunya sebagai perwakilan tentang Yoga Asanas pada
umumnya. Semoga artikel ini berkenaan, dan apabila ada kekurangan sangat saya
harapkan saran dan kritiknya.
Mari Hidup Sehat dengan Yoga!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar