Pendidikan
berbasis tekno humanistic adalah pendidikan yang di samping menguasai sains dan
teknologi yang tinggi, harus didasarkan pada dasar pemahaman dan penguasaan
nilai dan moral yang kokoh. Sedangkan pendidikan sistem among Ki Hajar
Dewantara adalah pendidikan yang metode pembelajarannya berdasarkan pada asih,
asah dan asuh, sementara itu prinsip penyelenggaraan pendidikannya didasarkan
pada “Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, dan Tut wuri handayani”.
Dengan pendidikan berbasis tekno humanistic para siswa akan
dituntun untuk menjadi seorang akademisi yang memilik kemampuan di bidang ilmu
dan teknologi tanpa melupakan tata krama serta etika dalam penerapakn ilmu
serta teknologi tersebut. Terkadang ilmu dan teknologi menjadi bumerang bagi
kelangsungan kehidupan manusia, misalnya bom. Bom ini adalah hasil pengembangan
ilmu dan teknologi, yang mana mampu tercipta sebagai hasil pemikiran kritis
manusia sebagai wujud keberhasilannya dalam menguasan bidang ilmu dan
teknologi. Namun coba bayangkan apabila penguasaan ilmu dan teknologi tersebut
tidak diikuti oleh pemahaman dan penguasaan moral yang tinggi, sudah pasti bumi
ini akan hancur, sedikit saja ada pergesekan dalam masyarakat maka Bom akan
meledak dan membahayakan kehidupan manusia. Itulah sebabnya dalam pandangan
pendidikan berbasis tekno humanistic ini siswa diharapkan mampu menjadi manusia
yang memiliki hati nurani, hati, serta akhlak mulia dalam mengembangkan ilmu
serta teknologi sehingga akan dapat memberikan kedamaian bagai kelangsungkan
hidup.
Dalam upaya mewujudkan pendidikan
yang mampu memberikan pemahaman dan penguasaan moral yang tinggi kepada para
siswa maka sistem among Ki Hajar Dewantara sangat tepat untuk diterapkan. Metode
belajar yang berdasarkan asah, asih dan asuh akan menggiring siswa menjadi
pribadi yang penuh kasih dan tidak mementingkan egonya sendiri. Sistem Among
menuntut kesabaran dalam penerapannya nampak dalam teori ini Ki Hajar berusaha
memberikan gambaran ideal tentang peran manusia dalam segala lini. Dalam konsep
among ini manusia ideal adalah orang yang dapat memerankan diri (menyesuaikan
diri) sedang berada pada peran yang bagaimanakah dia. Apakah di depan, di
tengah atau di belakang.
Adapun penyelenggaraan pendidikan
sistem among ini adalah:
a. Ing ngarso sung tulodho:
Artinya sebagai pemimpin apabila sedang di depan harus dapat memberi contoh
yang baik, yang meliputi kebaikan budi pekertinya, kepandaiannya, dan
keterampilannya.
b. Ing madyo mangun karso:
Artinya sebagai pemimpin apabila sedang berada di tengah harus dapat membangun,
bergotong royong bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Tidak hanya bisa
memerintah, namun juga harus dapat dan mau “tandang gawe”, yaitu diperintah
oleh kemauannya sendiri.
c. Tut wuri Handayani:
Artinya sebagai pemimpin apabila sedang berada di belakang harus dapat
mendorong dan memberi semangat (nyurung karep) kepada semua teman-temannya.
Menurut Ki Hajar rasa
cinta, rasa bersatu, perasaan serta keadaan jiwa pada umumnya, sangat
bermanfaat untuk berlangsungnya suatu proses pendidikan. Dengan sistem among Ki
Hajar Dewantara ini, pendidikan yang berbasis tekno humanistic perlkahan akan
mampu dicapai. Yang mana pendidikan berbasis teknologi sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dan peserta didik dalam menghadapi persaingan
global, sementara dengan sistem among Ki Hajar Dewantara aspek humanistic dari
pendidikan akan dapat diwujudkan. Para peserta didik nantinya akan mampu
menempatkan diri dalam penerapan ilmu dan teknologi yang dimiliki guna
mewujudkan kedamaian dan kebaikan bagi semua makhluk hidup terutaman manusia
itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar