MELUKAT DI SURANADI

            Bagi masyarakat yang ada di Lombok pastinya sudah tidak asing lagi dengan daerah
Suranadi. Suranadi adalah salah satu daerah sumber air yang ada di Lombok selain Lingsar dan Narmada. Daerah yang berada di kawasan Lombok Barat ini berjarak kurang lebih 20 KM dari kota Mataram, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Suranadi masih kental dengan kehidupan agraris masyarakatnya yang mana sawah-sawah masih membentang membuat sejuk mata memandang di tengah suasana alam yang amat sejuk. Selain itu Suranadi dikenal dengan wisata kulinernya, yaitu pecel, plecing, dan juga dodol yang selalu menjadi idola.
            Akan tetapi yang akan saya ulas bukan makanan di Suranadi, melainkan tentang ritual penyucian yang sering dilakukan oleh umat Hindu yaitu “MELUKAT”. Melukat adalah salah satu ritual yang bertujuan untuk memproleh pembersihan secara batiniah, sehingga pikiran menjadi lebih jernih, tenang, dan damai. Melukat bisa dilakukan di sumber air, di pedanda, menggunakan klungah atau lainnya. Di Suranadi yang merupakan sumber mata air banyak ditemui sumber mata air suci yang disebut dengan “Tirta” dan jumlahnya ada 5 sehingga disebut “Panca Tirta”, yaitu Tirta Pebersihan, Tirta Pengentas, Toya Tabah, Tirta Petirtan, dan Tirta Pelukatan. Dari lima yang disebutkan dua diantaranya menjadi tempat umat Hindu melakukan penglukatan, yaitu tirta pebersihan dan tirta pengentas. Akan tetapi dari apa yang saya sering temui umat lebih cenderung untuk melakukan penglukatan di Pebersihan. Mengulas sedikit, bahwa diyakini Panca Tirta ini muncul dari tancapan tongkat Danghyang Dwijendra ketika berada di Suranadi (pelajari perjalanan Danghyang Dwijendra di Lombok).
            Setiap hari ada saja umat yang melakukan penglukatan di Pebersihan, baik itu warga Lombok atau umat Hindu yang bertirta yatra ke Lombok. Akan tetapi areal tempat melukat akan terasa semakin sesak ketika ada rerainan, seperti kliwon, Purnama, Tilem, atau lainnya. Mulai dari sinilah beberapa informasi mengenai melukat di Suranadi akan saya ulas lebih mendetail. Ketika anda tiba di areal pura anda akan menemui ada kolam dengan ukuran cukup besar yang selalu ramai perenang yang tidak hanya umat Hindu, tetapi banyak warga sasak disana. Mulai berjalan ke timur, anda akan menemui tempat pesandekan pemangku yang selalu stand by  di sana. Kemudian berjalan lebih lanjut akan masuk ke areal lalu lalangnya para pemedek yang mau melukat, disana terlihat banyak kain putih bergelantung dan bisa dipakai siapa saja (sebagai catatan bahwa melukat di suranadi tidak diperkenankan memakai kain selain kain putih).
          Untuk upakara dalam melukat, biasanya kalau saya yang cuma perantau dari Bali hanya menggunakan canang dan apabila ada kepeng lebih menggunakan daksina. Karena tidak ada standar upakaranya (heeee J). Apabila sudah siap mau melukat biasanya pemedek mengganti pakaiannya dan mengenakan kain putih yang sudah ada (apabila mau bawa sendiri juga boleh). Selesai itu, apabila sebelum ke tempat melukat belum sempat keramas ataupun mandi, di kawasan itu sudah ada tempat untuk mandi, tetapi harus memakai kain yang sudah  dikenakan tadi. Selesai mandi atau badan sudah bersih barulah ikuti langkah-langkah ini:

1.      Haturkan canang atau daksina (upakara lain) yang dibawa di pelinggih yang ada, dilanjutkan dengan matur piuning bahwa kita akan melaksanakan penglukatan serta lakukan persembahyangan (tri sandhya dan kramaning sembah).
2.      Selesai sembahyang, jangan nglungsur amerta dahulu, tetapi lanjutkan dengan acara penglukatan di sumber air utama, yaitu dilakukan dengan meleb ke dalam air sesuai kemampuan (karena airnya sangat dingin) bisa 1X, 3X. 5X, 7X, 9X, atau 11X (paling utama) dengan melantunkan mantram gayatri atau mrityunjaya setiap kali masuk air.
3.      Selesai melukat baru dilanjutkan dengan nglungsur wangsuh pada di pelinggih tempat sembahyang tadi, dan selesai sudah penglukatan.

Barangkali hanya demikian yang dapat saya bagikan terkait melukat di Suranadi, semoga tulisan ini bermanfaat bagi sahabat blogger. Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar