Salah satu cara
penjelasan yang dapat dikaji dalam memberi ulasan tentang turunnya wahyu
melalui tafsiran dan keterangan-keterangan yang dapat diperoleh dari isi kitab
Weda itu pula. Yang penting yang harus diyakini dan diimani dalam tahap pertama
ialah adanya peranan mediator antara Tuhan dengan penerimanya, yaitu para Maha
Resi, dimana dewa Brahma sebagai dewa SABDA dinyatakan menyampaikan kata-kata itu
kepada penerimanya. Ada berbagai cara atau proses yang dapat kita jumpai
tentang bagaimana Wahyu itu sampai kepada Maha Resi (Nabi).
1. Uraian
yang pertama menjelaskan bahwa wahyu itu dimasukkan langsung kedalam pikiran
orang itu atau memasukkannya dalam-dalam ke dalam hatinya. Kata-kata itu
memberi kesan dan membentuk rupa atau keadaan yang kemudian menemukan bentuknya
berkembang dalam pikiran.
2. Dapat
pula wahyu itu membentuk kesannya dengan melalui contoh atau perintah langsung
yang dilakukan oleh Dewa-Dewa yang dinyatakan Dewa-dewa itu memperlihatkan
dirinya dalam berbagai bentuk manusia biasa sebagaimana dapat kita tafsirkan
dalam uraian Kitab-kitab Purana. Ajaran yang diberikan oleh Dewa-dewa itulah
yang akhirnya dihukukan sebagai ajaran sabda Tuhan karena sabda itu seridiri
adatab sabda Dewata (Daiwi Wak).
3. Disamping
itu wahyu dikatakan diturunkan seperti suara gemanya lonceng. Gema atau AUM
itulah yang membentuk rupa yang dalam aksara dikenal sebagai OMKARA atau
disebut SWARA NADA. Suara nada inilah yang merupakan gemerencingnya suara yang
melahirkan kata-kata yang memberi petunjuk mengenai arti dan makna suara-suara
itu sendiri. Cara ini yang paling sulit dalam ilmu dan karena itu bagaian ini
pula yang dinyatakan hagian yang paling rahasia.
4. Dewa-dewa
yang memperlihatkan dirinya dalam berhagai bentuknya yang mulia. Kejadian ini
agak berbeda dari proses yang disebut dalam uraian no. 2 di atas karena dalam
uraian no. 2 diatas, dewa-dewa dalam manifestasinya berbentuk manusia biasa.
Penggambaran dalam turunnya wahyu seperti dalam kejadian ini, hanya dilukiskan
sebagaimana manusia secara impiris secara langsung berhadapan dengan Dewa yang
akan menyampaikan pewarah-warahnya kepada si penerimanya. Contoh cara pelukisan
begaimana Arjuna menerima ajaran dari Dewa yang dikatakan pula dalam Weda bahwa
Siwa tidak lain dari pada dewa Brahma pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar