
Hatha
Yoga pertama kali muncul sekitar abad ke-9 atau 10 SM. Kata Hatha dalam Bahasa Sanskerta berasal
dari akar kata "ha" atau matahari dan "tha" atau bulan,
yang apabila diharfiahkan Hatha
berarti tradisi disiplin yang menggabungkan dua kekuatan yang berbeda. Hatha Yoga
adalah jenis Yoga yang menyelaraskan dua energi-energi yang bertentangan: panas
dan dingin (yin-yang), laki-laki dan perempuan, dsb. Dari definisi tersebut, dapat diketahui
bahwa Hatha Yoga mengajarkan untuk mengelola kedua sisi sifat manusia.
Hatha
Yoga mencakup latihan fisik yang ringan, yang mengikutsertakan seluruh sendi
pada tubuh dalam gerakan memperkuat, melonggarkan, dan menyeimbangkan setiap
bagian tubuh dengan sepenuhnya. Pelaksanaan dari latihan ini membutuhkan
pemusatan yang seutuhnya terhadap apa yang telah dilakukan, sehingga latihan
tersebut sudah jelas tidak mungkin mencederai diri sendiri. Latihan dilakukan
dalam postur yang selaras dengan pernafasan agar otot-otot yang tengah aktif memperoleh oksigen yang
cukup. Latihan-latihan ini tidak hanya mempengaruhi sendi dan otot tapi juga
organ-organ, kelenjar dan struktur tubuh lainnya, selain juga tidak mengajar
untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dengan cara tidak memaksa. Hatha Yoga
berbeda tipe dengan tipe latihan lainnya, karena yoga melibatkan manusia secara
utuh. Karena Yoga membutuhkan kesadaran saat berlatih, tubuh dan pikiran
bekerja sama untuk menciptakan keselarasan antara fisiologis dan psikologis (tubuh
dan pikiran), yang pada akhirnya mengarah pada potensi penyembuhan yang
maksimal.
Hatha
Yoga yang berusaha menyeimbangkan dua kekuatan yang bertolak belakang pada
tubuh, seperti halnya energi maskulin (matahari) dan energi feminim (bulan), purusa dan pradana, kiri
dan kanan, tarikan dan hembusan nafas, rasa sedih dan rasa senang, dsb. Hatha Yoga
bertujuan membantu seseorang dalam mengembangkan pikiran melalui 5 prinsip yang
lengkap, yaitu:
1)
Berlatih asana
dengan benar dan tepat, tujuannya adalah untuk membantu melenturkan persendian,
menguatkan tulang, menguatkan otot-otot tubuh, menstimulus sirkulasi darah,
meningkatkan pemusatan pikiran dan daya konsentrasi yang akan mempengaruhi pada
pengeluaran kelenjar endokrin, melatonin (kelenjar penenangan).
2)
Melakukan pernafasan (Pranayama) yang benar sehingga dapat meningkatkan asupan oksigen
dan energi (prana) ke dalam tubuh dan
menjadi pendorong bagi pembaharuan dan revitalisasi sel-sel tubuh, serta dapat
membantu membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih stabil.
3)
Melakukan relaksasi (savasana) dengan tepat sehingga mampu melepaskan ketegangan dan
racun dalam tubuh, cara untuk mengendalikan berbagai potensi otot dan saraf,
merevitalisasi organ-organ dalam tubuh, meregeneras sel-sel tubuh, meningkatkan
energi dalam tubuh.
4)
Berpikir positif (Vedanta) dan Meditasi. Hal ini
dapat membantu mengendalikan emosi, memurnikan pikiran dan meningkatkan rasa
percaya diri. Meditasi membantu kita untuk menenangkan pikiran sehingga kita
dapat menghubungi Diri Abadi kita dan menemukan kebahagiaan sejati.
5)
Pola makan, dengan pola makan yang seimbang,
cukup asupan gizi yang dibutuhkan tubuh, maka akan meningkatkan kesehatan
secara menyeluruh.
Sumber: Materi I Gede Agus
Suparta, S.Ag. Tahun 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar